Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

The Journey of Love

Sobat 1ndONEsia...Ada seorang anak kecil yg ingin bertemu dgn Tuhan. Dia tahu perjalanan ke rumah Tuhan sgt pjg, sehingga ia kemas tasnya dgn twinkies dan rootbeer, dan mulai perjalanannya. Ketika berjalan kira-kira tiga blok, dia bertemu dgn wanita tua yg sdg duduk di taman, memandangi gerombolan merpati. Anak itu duduk disampingnya dan membuka koper. Dia mengambil minuman rootbeernya. Ketika ia melihat wanita tua itu tampak lapar, ia menawarkan kue twinkienya. Wanita itu menerimanya dgn baik dan tersenyum. Senyumnya sgt manis dan anak itu ingin melihatnya lagi, jadi anak itu menawarkan root beernya. Lagi, dia tersenyum pada anak itu. Anak itu sgt gembira. Mereka duduk sambil makan dan tersenyum sepanjang sore tapi tak mengucapkan sepatah kata pun. Saat hari mulai gelap, anak itu berdiri untuk pergi karena lelah. Belum jauh, dia kembali dan memeluk wanita tua itu. Wanita tua itu memberikan senyum terbesarnya. Ketika anak itu pulang ke rumah, ibunya terkejut dgn wajah riang

Teruslah Berubah

Sobat 1ndONEsia....Ada yg mengatakan bahwa Motivasi itu seperti halnya mandi atau gosok gigi. Kita harus terus menerus melakukannya untuk bisa merasakan dampaknya yg nyata. Setidaknya itulah yg seharusnya kita lakukan. Kita tdk cukup hanya menerima motivasi yg membangkitkan semangat, tapi kemudian meninggalkannya begitu saja. Anthony Robbins pernah mengatakan dlm salah satu wawancara, "Saya di sini bukan utk memotivasi Anda. Saya di sini utk MEMECAH pola Anda" Selanjutnya ia berkata, "Saya bukan orang yg memberi Anda motivasi, saya adlah org yg bertanya 'mengapa' kepada Anda" Ya! Tentu baik kita mengikuti seminar motivasi yg membangkitkan semangat! Tetapi hal yg tak kalah pentingnya utk dipertanyakan adalah hal positif apakah yg telah kita dapatkan setelah mengikuti seminar atau pelatihan tersebut? Jika mau jujur sering kali hanya menjadi org" yg begitu semangat pada awalnya, tetapi kinerja kita tetap sama ! Ya! Selama kita tdk berani merusak atau men

Pakis dan Bambu

Sobat 1ndONEsia... Ada seorang pria yang putus asa & mau meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan & berhenti hidup. Lalu ia pergi ke hutan untuk bicara yg terakhir kalinya dgn Tuhan, “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yg baik untuk jangan berhenti hidup & menyerah ?” Jawaban Tuhan sangat mengejutkan, “Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis & bambu ?” “Ya” jawab pria itu. “Ketika menanam benih pakis & benih bambu,AKU merawat keduanya secara sangat baik. AKU memberi keduanya cahaya, memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi, daunnya yg hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu benih bambu tidak menghasilkan apapun, tapi AKU tidak menyerah. Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yg muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah. Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu, tapi Aku tidak menyerah. Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.

Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar belum?’ Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami. ‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya. Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan. Isterinya bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam padahal aku sama anak-anak paling tidak suka ama kepala ayam.’ Suaminya menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’ Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang palin

Sukses Di Atas Usia 40 Tahun

Ada pepatah : Telat masih lebih baik, daripada tidak sama sekali Mencari pekerjaan saat ini terhitung tak mudah mengingat masih banyaknya pengangguran di berbagai negara. Mendirikan usaha sendiri seringkali menjadi jalan terbaik bagi mereka yang sulit mendapat pekerjaan. Namun sebagian orang lain yang sudah bekerja, juga sering mendapatkan kendala pekerjaan dan akhirnya berhenti. Bagi Anda yang merasa putus asa karena sulit mendapat kerja, atau tak betah di kantor, Anda tak perlu khawatir lagi. Seperti dilansir dari  Inc.com , Rabu (10/7/2013), banyak orang lain yang mencapai kesuksesannya di usia 40 tahun bahkan lebih seperti Albert Eistein dan Tim Page, pemenang penghargaan musik. Mereka menemukan kesuksesan di hari tua. Tak hanya dua orang, berikut sembilan orang yang mendirikan perusahaannya di usia mapan: 1. Reid Hoffman, pendiri LinkedIn . Setelah lulus dari Stanford, Reid Hoffman menghabiskan 15 tahun untuk memutuskan apa yang ingin dia lakukan. Awalnya,

Kekuatan atau Kelemahan ?

Sobat 1ndONEsia... Suatu hari, seorang anak berusia 10 tahun memutuskan belajar judo meskipun dia kehilangan lengan kirinya dalam sebuah kecelakaan. Anak itu belajar dengan seorang guru judo yang sudah tua. Anak ini belajar dengan baik, namun dia tidak mengerti mengapa setelah berlatih 3 bulan, guru hanya mengajarkan dia satu gerakan. "Sensi, bukankah saya harus belajar gerakan lainnya", tanya anak ini. "Ini adalah satu-satunya gerakan yang kamu tahu, tapi ini juga satu-satunya gerakan yang perlu kamu tahu", jawab gurunya. Walau tidak begitu mengerti, anak ini percaya pada gurunya dan terus berlatih. Beberapa bulan kemudian, sang guru mendaftarkan anak ini ke pertandingan pertamanya. Anak ini bisa memenangkan 2 pertandingan pertama dengan mudah. Pertanding ketiga semakin sulit, namun setelah beberapa saat, lawan ini bisa dikalahkan dengan satu gerakan. Sekarang, anak ini masuk ke final. Lawannya lebih besar, lebih kuat, dan lebih pengalaman. Awalnya anak ini ter

Legenda Itu Bernama Pak Tino Sidin

Pak Tino Sidin tidak pernah mengkritik langit yang tidak biru, tanah yang ungu atau ayam dengan warna merah menyala, semuanya bagus Siapa yang masih ingat Pak Tino Sidin? Bagi pembaca yang berusia di atas 30 tahun dan mempunyai hobi menggambar niscaya bukan saja ingat, tapi  everlasting  mengenangnya. Sosok kebapakan dengan gaya seniman yang khas. Topi bareta, kacamata bingkai tebal, senyuman cengar cengir dan satu kata ajaib yang ditunggu jutaan pemirsa anak – anak Indonesia: Yak, Baguuuus! Tino Sidin selalu tampil khas, berkemeja batik garis lengkung, berbaret hitam dengan kuncir di atasnya, tatkala mengasuh gemar menggambar di layar TVRI tahun 1978. Orang Jawa kelahiran Tebingtinggi, Sumatera Utara, 25 November 1925, itu sangat akrab dengan anak-anak pada dekade delapan puluhan. Berbunga – bunga hati ketika gambar yang diangkatnya adalah gambar yang saya kirim ke redaksi TVRI acara Gemar Mengambar Bersama Pak Tino Sidin. Sumringah hati, terpaku di layar kaca

Jakarta Maghrib (2011)

Jakarta Maghrib  merupakan  film   Indonesia  yang dirilis pada  4 Desember   2010 . Film ini disutradarai oleh  Salman Aristo  serta dibintangi antara lain oleh  Indra Birowo ,  Widi Mulia , Asrul Dahlan ,  Sjafrial Arifin ,  Lukman Sardi ,  Ringgo Agus Rahman ,  Deddy Mahendra Desta ,  Fanny Fabriana ,  Lilis ,  Reza Rahadian ,  Adinia Wirasti , dan  Aldo Tansani . Film Jakarta Maghrib merangkum “Maghrib” sebagai waktu spesial yang telah lama menebar berbagai anggapan ke tengah masyarakat. Ia berusaha menangkap maghrib bukan saja sebagai fenomena relijius tetapi sebagai bagian yang khas dari masyarakat urban Jakarta, lalu menyusunnya kedalam lima tautan cerita sebagai strategi penyampaian narasinya. Seusai menonton Jakarta Maghrib, perasaan yang sama kembali terulang. Film ini hangat. Akrab. Meskipun saya tidak hidup di ibukota, tapi harus diakui bahwa Salman Aristo pintar menggali keseharian dan hubungan personal antar manusia menjadi nyaman untuk disaksikan. Walau sekali lagi---