Langsung ke konten utama

Marah Itu Sehat



“Controlling Anger -- Before It Controls You”

Marah merupakan emosi dasar yang dimiliki oleh seorang manusia dan pernah dialami oleh semua orang. Dan kemarahan juga merupakan salah satu bentuk dalam mengkspresikan diri terhadap situasi yang tidak sesuai, tidak menyenangkan, pada saat kita terluka, tindakan / perilaku yang tidak pantas kita terima, dan lain sebagainya.

Marah pada setiap orang berbeda-beda, baik kenapa kemarahan itu timbul dan berapa lama marah terjadi. Ada orang yang mudah marah dan ada yang sangat lama. Bahkan ada juga yang belm mampu mengungkapkan/mengekspresikan kemarahannya.

Kemarahan dapat bersifat konstruktif atau destruktif. Kemarahan merupakan sebuah tanda dalam diri bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Bagaimana diri dapat mengelola situasi marah bagi kesehatan diri. Ketika mengekspresikan kemarahan, tekanan darah naik dan hormon stress mengalir, bisa “meledak” kapan saja dan dimana saja tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Ketidakterkendaliannya kemarahan dapat menyebabkan rusaknya hubungan dengan orang lain, dapat menyebabkan ganguan kesehatan karena salah satu penyebab tingginya sakit dan kematian adalah KEMARAHAN.

Mengapa orang Marah ?

1. Adanya gap / ketidaksesuaian yang terjadi antara keinginan dan harapan dengan kenyataan yang terjadi.

2. Banyaknya aturan yang ditetapkan /ditentukan oleh diri sendiri yaitu “bagaimana orang lain seharusnya dapat hidup”. Ini juga dapat mendatangkan hubungan yang kurang baik dengan orang lain dan dapat menyebabkan kemarahan.

Bagaimana dapat mengendalikan dan menghentikan kemarahan ?

1. Berpikir Positif, yaitu bagaimana kita dapat ‘berdamai dengan diri” atas ketidaksesuaian yang kita dapat antara hubungan orang lain dan lingkungan. Hal ini dapat membantu menghadapi hal-hal yang tidak sesuai seperti harapan kita namun kita berada dalam posisi tersebut.

2. Kemarahan merupakan “hasil dari pikiran sendiri” maka yang harus diubah adalah bagaimana cara pandang /pikir kita terhadap suatu permasalahan.

3. Dapat mengkontrol pikiran maka akan dapat mengatur kehidupan kita. Pikirian kita dapat diatur dengan pikiran positif sehingga tidak mudah marah. Abundance Mentality (mental keberlimpahruahan)

Program seperti apakah yang dapat mengelola amarah tersebut?

Program yang menitikberatkan pada kemampuan identifikasi dan merubah cara berpikir, perasaan dan perilaku, dengan memperhatikan 3 komponen, yaitu:

1. Awareness, “kenapa saya marah?” dan “Jika saya marah, apa yang saya lakukan?” dengan dua pertanyaan sederhana ini dapat mengenali antara “kemarahan dan diri kita sendiri”

2. Coping strategies, menggunakan strategy coping yang efektif dalam mencegah atau mengurangi kemarahan dan perilaku agresif. SMART program, yaitu :

S– Mengurangi STRESS dengan mengenali penyebab kemarahan dalam diri dan bagaimana cara pandang diri terhadap interaksi dirinya dengan orang lain dan lingkungan.

M– Manage (mengelola) permasalahan dengan menemukenali permasalahan yang terjadi dengan menggunakan metode creative problem solving. Creative dapat dibangun jika kita mampu mengembangkan kompetensi “open mindedness” yaitu keterbukaan. Metode yang dapat dilakukan adalah OFPISA ( Objective / Mess Finding, Fact Finding, Problem Finding, Idea Finding, Solution Finding dan terakhir Acceptance Finding)

A– Anger (kemarahan) Gunakan kemarahan secara efektif. Marah dengan efektif adalah marah yang memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi.

R – Re – Training (terus melatih) untuk berpikir Positif dan realistik. Ada cara untuk tetap fokus pada Pikiran positif yaitu 2 B Ikhlas. 2 B Ikhlas adalah :

Be Your Self , kenalilah diri untuk dapat membangun sikap positif. Jangan pernah berusaha untuk menjadi orang lain, karena manusia diciptakan “unik”, yaitu dengan keterbatasan dan kelebihan masing-masing.

Be The Best, lakukan yang terbaik pada setiap kesempatan dalam hidup. Niat dan usaha dicurahkan secara totalitas pada sebuah tujuan yang diinginkan.

Be Ikhlas, yang harus diingat, bahwa masih ada sang pencipta, dialah yang dapat menilai dan menentukan apakah kita sudah pantas mendapatkan apa yang kita niatkan dan usahakan tersebut, “let the GOD do the rest”. Dan petiklah pelajaran dari setiap kejadian, baik berhasil maupun kegagalan. Gunakanlah pelajaran yang di dapat untuk dapat berbuat lebih baik dan mensyukuri apa yang didapat pada saat ini.

T – Transform (Ubah) energy marah kepada tindakan / perilaku yang positif. Seperti kemarahan menjadi asertifitas, kecemasan menjadi semangat, kelelahan menjadi kreatifitas dan percaya diri yang rendah menjadi kekuatan.

3. Lifestyle – aplikasikan perubahan pikiran terhadap tindakan-tindakan praktis yaitu berpikir dan bertindak secara positif.

Kemarahan dan Prestasi

Jika mendengar kemarahan asosiasi atau yang ada dipikiran kita adalah sebuah kerusakan dan kehancuran, banyak contoh yang ada di sekitar kita, seperti perkelahian, pengerusakan dan tindakan-tindakan yang lainnya. Namun disisi yang lain kemarahan mendatangkan prestasi dan perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Semua penemuan dan prestasi di dunia merupakan hasil dari kemarahan. Misal :

1. Kemarahan untuk bebas dari penjajahan lahirlah kemerdekaan !

2. Kemarahan akan kegelapan timbulnya Lampu

3. Kemarahan akan ketidakmampuan pada diri manusia, dibuatlah alat bantu seperti Komputer.

4. Kemarahan akan kebodohan dan keputusasaan, lahirlah revolusi industri.

Tinggal anda yang dapat menentukan arah dan kegunaan marah anda tersebut…Sukses SOBAT!!

Wicaksana@2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga