Langsung ke konten utama

KEUNGGULAN INTEGRITAS



“Kami tidak mengenal siapa dan orang mana Andrian Gostik & Dana Telford, tetapi dalam disposisi surat yang masuk ke meja redaksi berasal dari nama tersebut. Isi suratnya cukup panjang dengan judul sangat singkat seperti tertulis di atas. “INTEGRITAS”. Satu kata banyak mengandung arti dan sarat dengan makna. Integritas menurut kang mas Purwadarminta adalah kata benda : yang berarti kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan, ketulusan. Semua arti kata itu tepat sekali mendukung pembentukan sosok pribadi manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang “paripurna” atau secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan “kemuliaan”.”

Kata Integritas seringkali digunakan sebagai landasan/acuan untuk melahirkan sebuah petuah atau pepatah dari manusia/orang-orang yang sudah dianggap sempurna baik secara mental maupun sepiritual, karena itu kata Integritas sudah melekat pada pribadi orang-orang yang “arif dan bijaksana” yang dalam kehidupan kesehariannya mampu menjadi sosok manusia anutan dan sebagai panutan, atau sebagai tuntunan, bukan tontonan. Sosok manusia seperti itu sangat jarang dijumpai, bahkan mungkin tidak ada, apalagi dijaman seperti sekarang ini. Pribadi-pribadi yang memiliki Integritas barangkali hanya ada pada sosok seorang Nabi dan Rasul. Kata Integritas menjadi petuah untuk membentuk manusia-manusia seperti itu, baik secara individu maupun kelompok, bagi para pejabat maupun bukan, bagi simiskin maupun sikaya, bagi seorang presiden sekalipun. Kata Integritas cocok dan relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang sedang berbenah diri melalui good governance dan clean government. Sayangnya kita sendiri seringkali pandai mengambil kata itu hanya sebagai pajangan yang melahirkan dalil-dalil akal (dalil aqli) sehingga terkesan menjadi akal-akalan. Padahal jika disimak baik-baik, kata Integritas itu sudah jelas “nasNya” dari kitab-kitan suci buatan Tuhan, dan pegangan para nabi. Yang penting bagi kita sekarang ini adalah membuat komitmen (individu/kelompok), mengadakan “perubahan” menjadi manusia..? Sekarang, bukan besok atau lusa. Kewajiban kita sebagai hanya menyampaikan. Karena hal ini memiliki tujuannya sangat baik dan mulia.

Andrian Gostik & Dana Telford hanya seorang penemu teori ini, bukan dan belum tentu mampu melakukannya. Ada 10 karakteristik yang secara konsisten diperlihatkan oleh orang-orang dengan integritas. Integritas adalah konsistensi antara tindakan dan nilai. Orang memiliki integritas hidup sejalan dengan nilai-nilai prinsipnya. "Kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan merupakan hal yang esensial."

Jika setiap orang tidak lagi memegang kata-katanya, hubungan fundamental yang berkaitan dengan kepercayaan, seperti perkawinan dan keluarga, berada diambang kehancuran. Jika perusahaan tidak lagi menghormati segala komitmennya, tidak mungkin perdagangan berkembang, karena pada dasarnya kontrak, dimana salah satu pihak menyediakan barang dengan keyakinan bahwa pihak lain akan memberikan kompensasi dimasa depan, tidak terjadi jika janji-janji selalu diingkari.

Ke 10 Karakteristik Integritas itu :

1. Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting.

2. Menemukan yang benar (saat orang lain hanya melihat warna abu-abu).

3. Bertanggung jawab.

4. Menciptakan budaya kepercayaan.

5. Menepati janji.

6. Peduli terhadap kebaikan yang lebih besar.

7. Jujur namun rendah hati.

8. Bertindak bagaikan tengah diawasi.

9. Mempekerjakan integritas.

10. Konsisten.

Karakteristik Integritas :

1. Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting

Agar memiliki keunggulan integritas, mengutamakan kejujuran dalam berbagai hal termasuk dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, membuat diri tidak akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan, prestise, atau uang. Hal yang juga penting, sebagai orang yang berintegritas adalah kesetiaan pada nilai moral internal anda, bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko kehilangan tempat yang nyaman di dunia

2. Menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna abu-abu).

Untuk mendapatkan keunggulan integritas, keputusan tidak diambil dengan reaktif dan emosional namun dengan mengajukan pertanyaan, menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh ke depan. Ringkasnya, pastikan bahwa mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas dan nilai - nilai pribadi.

3. Bertanggung jawab.

Untuk memiliki keunggulan integritas, sadar bahwa pencarian integritas merupakan bagian yang integral dari kepemimpinan, bersikap terbuka dan jujur, mengungkapkan cerita yang baik maupun yang buruk secara lengkap. Berbagi semua informasi penting, tidak hanya informasi yang menguntungkan saja, namun mengaku ketika berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya.

4. Menciptakan budaya kepercayaan.

Dengan memiliki keunggulan integritas, Menciptakan lingkungan kerja yang benar, yakni lingkungan yang tidak menguji integritas pribadi karyawan atau rekan kerja. Memperkuat integritas itu melalui prinsip, control, dan teladan pribadi. Memberikan penghargaan pribadi dalam segala tindakan mereka.

5. Menepati janji.

Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak mereka percayai. Atasan tidak akan mempekerjakan atau mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak akan membeli produk dari pemasok yang tidak mereka percayai. Untuk memperoleh keunggulan integritas, perlu berlaku penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan.

6. Peduli terhadap kebaikan yang lebih besar

Untuk memiliki keunggulan integritas, berkomitmen sangat kuat untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi dan lingkungan tempat dimana kita berada. Peduli akan perusahaan, produk, dan layanan, serta khususnya rekan satu tim. Melalui kerja, dapat memperoleh perasaan dan makna tentang adanya tujuan yang lebih dalam.

7. Jujur namun rendah hati.

Untuk memiliki keunggulan integritas, tidak memproklamasikan kebaikan atau kejujuran anda. Itu seperti menyombongkan kerendahan hati. Seharusnya membuat tindakan anda berbicara lebih keras daripada kata-kata.

8. Bertindak sebagai sedang diawasi.

Untuk memiliki keunggulan integritas, diperlukan pikiran bahwa setiap tindakan selalu diawasi dan perlu memastikan bahwa integritas itu diteruskan ke generasi-generasi mendatang melalui teladan yang berikan.

9. Mempekerjakan Integritas.

Untuk memiliki keunggulan integritas, perlu mempekerjakan dan mengelilingi diri dengan orang-orang berintegritas tinggi. Mempromosikan orang yang memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya.

10. Konsisten.

Untuk memiliki keunggulan integritas, harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup mencerminkan keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakan.

Memperkuat Posisi

Integritas individual terbukti saat kita memilih untuk melakukan apa yang benar, tak peduli konsekwensinya : opini orang, kekayaan, ketenaran, atau kekuasaan.

Untuk memeperoleh keunggulan integritas, disarankan mengikuti empat langkah berikut :

1. Carilah waktu luang pribadi : carilah waktu yang tidak terganggu oleh apapun untuk melakukan evaluasi diri yang serius. Akan sangat menolong bila melakukannya dalam suasana yang tenang, seorang diri dan tidak merasa terburu-buru.

2. Carilah opini ke dua….dan ke tiga : Tuliskan nama orang yang dipercayai secara tersirat dan secara total. Siapakah orang yang dicari disaat krisis besar melanda dan memerlukan bantuan financial serta emosional? Siapakah orang yang dianggap tidak akan pernah memanfaatkan orang lain, bahkan pada saat berada pada keadaan paling rentan ? Siapakan yang dipercayai untuk membimbing diri melalui keputusan yang sulit.? Tugas selanjutnya adalah menghubungi orang-orang yang ada dalam daftar itu dan mencari umpan balik integritas dari mereka.

3. Evaluasilah lingkungan anda : Jika dikelilingi oleh orang yang sakit secara moral, sulit bagi diri untuk menjadi lebih baik. Luangkan waktu untuk mengevaluasi kesehatan etis dari organisasi tempat beraktivitas. Mulai dengan atasan rekan-rekan sekerja, maupun bawahan. Apabila organisasi belum menghargai integritas maka ada dua pilihan a) bekerja keras mengubah lingkungan kerja itu (Ini merupakan cara yang paling efektif jika mempunyai posisi yang berpengaruh). b) Keluar dari organisasi itu.

4. Mulailah revolusi diri : Jika seperti kebanyakan orang lain, akan memiliki daftar panjang tentang hal-hal yang ingin diubah. Jangan pernah berpikir untuk merubah semua hal itu secara bersamaan. Sebaiknya pilih dua saja. Yang pertama adalah hal yang akan ingin dikerjakan secara berbeda, sementara yang satunya adalah hal yang tidak ingin dikerjakan lagi.

Sebab contoh daftar itu bias tampak seperti ini :

1) Saya akan menyelesaikan tugas tepat waktu dan memegang perkataan saya.

2) Saya tidak lagi mengabaikan e-mail atau SMS/Pesan yang masuk ke telepon saya.

Demikian semoga satu diantara sekian banyak kriteria itu ada yang bermanfaat. Sukses dalam Karya membangun Indonesia...Salam SOBAT ! (wicaksana, 2011)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga