Langsung ke konten utama

KARAKTER JADILAH BAGIAN DARI BATU KARANG




Kepemimpinan adalah kemampuan serta kemauan untuk menggalang pria dan wanita menuju suatu maksud/tujuan, serta karakter yang menginspirasikan keyakinan.
- Benard Montgomery, Jendral Lapangan Inggris


Jangan pernah menyangkal pengalaman atau keyakinan Anda sendiri “demi kedamaian serta ketenangan”.
- Dag Hammerskjold, Negarawan serta pemenang Hadiah Perdamaian Nobel


MEMPERTARUHKAN SEGALANYA

Jika Anda pernah melalui bandara-bandara yang lebih kecil atau banyak pengalaman terbang dengan pesawat perusahaan, Anda mungkin telah melihat atau terbang dengan sebuah pesawat Lear Jet beberapa kali, dan itu sungguh merupakan pengalaman tersendiri. Pesawat ini kecil – hanya dapat mengangkut lima enam orang – dan sangat cepat. Rasanya seperti naik tabung sempit yang dipasangi mesin jet.
Harus saya akui, pengalaman naik Lear Jet sungguh seru. Namun sejauh ini, yang paling menakjubkan bagi saya adalah waktu yagn dihematnya. Saya boleh dikata telah menempuh jarak jutaan mil dengan pesawat, dan saya sudah terbiasa dengan jarak jauh menuju bandara, mengembalikan mobil sewaan, kemacetan di terminal, serta penundaan yang tampaknya tiada habis-habisnya. Rasanya seperti mimpi buruk. Terbang dengan pesawat Lear Jet dapat menghemat separuh waktu perjalanan.

Bapak pembuat pesawat yang menakjubkan ini adalah Bill Lear. Sebagai penemu, penerbang, pemimpin bisnis, Lear memegang lebih dari 150 hak paten, termasuk pilot otomatis, radio mobil, dan pita delapan jalur (Anda tak mungkin menang dalam segala hal). Lear adalah pelopor dalam cara berpikir, dan pada tahun 1950-an, ia sudah melihat potensi untuk pembuatan jet-jet perusahaan yang kecil. Ia membutuhkan waktu beberapa tahun untuk membuat impiannya menjadi kenyataan, namun pada tahun 1963, pesawat Lear Jet yang pertama diluncurkan, dan pada tahun 1964 ia kirimkan produksi jetnya yang pertama kepada seorang klien.

Lear sukses seketika itu juga, dan ia segera berhasil menjual banyak pesawat seperti itu. Namun tidak lama setelah itu, ternyata dua pesawat yang telah dibuatnya itu jatuh dalam keadaan yang misterius. Hatinya sungguh hancur. Ketika itu, sudah lima puluh lima buah pesawat Lear Jet di beli untuk keperluan pribadi, dan Lear segera mengirimkan kabar kepada para pemilik itu untuk tidak menerbangkan pesawatnya hingga ia dengan timnya menentukan apa yang menyebabkan kejatuhan dua pesawatnya tersebut. Pikiran bahwa bisa saja lebih banyak jiwa yang terancam adalah jauh lebih penting baginya dari pada nama buruk yang mungkin dideritanya.

Sementara ia menyelidiki kecelakaan yang menimpa dua pesawatnya itu, Lear menemukan penyebab potensialnya, namun tak dapat membuktikan masalah teknis tersebut di darat. Hanya ada satu cara pasi untuk menemukan apakah ia telah mendiagmosa masalahnya dengan tepat. Ia harus mencobanya sendiri di udara.

Proses tersebut sungguh berbahaya, namun itulah yang dilakukannya. Sementara ia terbangkan pesawat jetnya itu, ia hampir kehilangan kendali dan hampir mengalami nasib naas yang sama dengan kedua pilot yang terdahulu itu. Namun ia berhasil menyelesaikan uji coba tersebut dengan selamat, dan ia berhasil menemukan cacatnya. Lalu ia mengembangkan sebuah suku cadang baru untuk mengatasi masalah tersebut dan memasangnya pada kelimapuluh lima pesawat lain yang telah terjual itu, sehingga bahayanya pun lenyap.

Melarang pesawat-pesawat buatannya terbang itu telah membuatnya kehilangan banyak uang. Dan hal itu menanamkan benih keraguan di benak para pembeli potensialnya. Akibatnya, ia membutuhkan dua tahun untuk membangun kembali bisnisnya. Namun Lear tidak pernah menyesali keputusannya. Ia bersedia mengambil resiko atas suksesnya, keberuntungannya, dan bahkan hidupnya, untuk memecahkan misteri dua kecelakaan tersebut – asal bukan integrasinya. Dan itu menurut karakter.

MENGUNGKAPKANNYA

Bagaimana seorang pemimpin menangani keadaan hidupnya bercerita banyak tentang karakternya. Krisis belum tentu menguatkan karakter, namun pasti mengungkapkannya. Kesusahan di persimpangan jalan membuat seseorang memilih salah satu jalannya: karakter atau kompromi. Setiap kali ia memilih karakter, ia menjadi lebih kuat, sekalipun pilihannya itu membawa ganjaran negatif. Seperti yang dikatakan oleh penulis pemenang Hadiah Nobel, Alexander Solzhenitsyn, “Maka hidup bukanlah meraih kemakmuran, seperti yang kita pikir, melainkan mengembangkan jiwa”. Pengembangan karakter adalah inti dari perkembangan kita bukan saja sebagai pemimpin, melainkan juga sebagai manusia.

Apakah yang harus diketahui semua orang tentang karakter?
1. Karakter adalah Lebih dari Sekedar Perkataan
Siapapun dapat mengatakan bahwa ia berintegritas, namun perbuatannyalah yang mengindikasikan karekaternya yang sesungguhnya. Karakter Anda menentukan siapa Anda sesungguhnya. Siapa Anda sesungguhnya menentukan apa yang Anda lihat. Apa yang Anda lihat menentukan apa yang Anda perbuat. Itulah sebabnya mengapa Anda tak pernah dapat memisahkan karakter seorang pemimpin terus bertentangan dengan niat-niatnya, maka periksalah karakternya untuk mengetahui mengapa demikian.

2. Talenta adalah Karunia, namun Karakter adalah Pilihan
Kita tidak dapat mengendalikan banyak hal dalam hidup ini. Kita tidak dapat memilih orangtua kita. Kita tidak dapat memilih lokasi atau keadaan kelahiran kita serta di mana kita dibesarkan. Kita tidak dapat memilih talenta-talenta atau IQ kita. Namun kita dapat memilih karakter kita. Malah, kita menciptakan karakter kita setiap kali kita membuat berbagai pilihan – menghadapi atau menghindari suatu situasi sulit, membengkokkan kebenaran atau teguh mendukungnya, mengambil jalan pintas atau membayar harganya. Sementara Anda menjalani hidup Anda dan membuat pilihan-pilihan hari ini, Anda terus menciptakan karakter Anda.

3. Karakter Membawakan Sukses yang Langgeng dengan Orang Lain
Kepemimpinan sejati selalu melibatkan orang lain (seperti kata peribahasa kepemimpinan, jika Anda pikir Anda memimpin padahal tak ada seorang pun yang mengikuti Anda, maka Anda hanyalah jalan-jalan). Para pengikut tidak percaya kepada pemimpin yang karakternya tidak baik, dan mereka takkan selamanya mau mengikutinya.

4. Seorang Pemimpin Tak Dapat Melampaui Keterbatasan Karakternya
Pernahkah Anda melihat orang-orang yang bertalenta tinggi tiba-tiba jatuh ketika mencapai tingkat sukses tertentu? Kunci dari gejala ini adalah karakter. Steven Berglas, seorang psikolog di Harvard Medical School serta penulis buku The Success Syndrome, mengatakan bahwa orang yang mencapai ketinggian namun tidak memiliki dasar karakter yang kuat untuk menunjangnya melalui stress pasti akan mengalami bencana. Ia percaya bahwa mereka pasti memperlihatkan salah satu atau lebih dari gejala berikut ini: kecongkakan, perasaan sendirian yang menyakitkan, suka cari gara-gara, atau perselingkuhan. Masing-masing gejala ini adalah harga yang harus dibayar akibat dari lemahnya karakter.

MERENUNGKANNYA

Jika ternyata Anda dikuasai oleh salah satu gejala yang disebutkan oleh Berglas itu, lakukanlah apa yang harus Anda lakukan untuk menyingkirkan dari stress sukses Anda, dan carilah bantuan profesional. Jangan pikir bahwa lembah kekelaman di mana Anda berada akan berlalu dengan sendirinya karena waktu, uang yang lebih banyak, atau prestis yang lebih tinggi. Keretakan-keretakan karakter yang tidak diatasi hanya akan menjadi semakin parah dan semakin menghancurkan dengan berjalannya waktu.

Kalaupun Anda tidak bergumul dengan salah satu dari empat gejala ini, Anda tetap harus memeriksa kondisi karakter Anda. Tanyakanlah kepada diri sendiri apakah perkataan Anda cocok dengan perbuatan Anda – selalu. Jika Anda mengatakan akan menyelesaikan suatu tugas, apakah Anda selalu menindak-lanjutinya? Jika Anda katakan kepada anak-anak Anda bahwa Anda akan menonton pertandingan atau resitalnya, apakah Anda menepatinya? Dapatkah orang mempercayai jabatan tangan Anda sama seperti sebuah kontrak hukum?

Sementara Anda memimpin orang lain di rumah, di tempat kerja, dan di komunitas, sadarlah bahwa karakter Anda adalah harta Anda yang terpenting. G. Alan Bernard, presiden dari Mid Park, Inc., menyatakan, “kehormatan yang harus dimiliki seorang pemimpin menuntut etika yang benar-benar sempurna. Seorang pemimpin bukan saja harus mengetahui yang benar dan yang salah, melainkan juga harus menghindari ‘wilayah kelabu’ (tidak jelas)”.

MENERAPKANNYA

Untuk memperbaiki karakter Anda, lakukanlah yang berikut:

Carilah keretakan-keretakan pada karakter Anda. Luangkanlah waktu untuk mempelajari bidang-bidang utama hidup Anda (pekerjaan, pernikahan, keluarga, pelayanan, dsb), dan identifikasikanlah bidang-bidang di mana mungkin Anda telah mengambil jalan pintas, mengkompromikan, atau mengecewakan orang lain. Tuliskanlah setiap kesempatan yang Anda ingat dalam dua bulan terakhir.

Perhatikanlah polanya. Periksalah respons yang baru saja Anda tuliskan. Adakah bidang tertentu dimana Anda memiliki kelemahan, atau apakah Anda memiliki sejenis masalah yang terus terganggu? Pola-pola yang dapat ditelusuri akan membantu Anda mendiagnosa masalah-masalah karakter.

Hadapilah kenyataan. Awal dari perbaikan karakter adalah ketika Anda mulai menghadapi semua kelemahan Anda, meminta maaf, dan menghadapi ganjaran dari semua perbuatan Anda. Buatlah daftar dari orang-orang kepada siapa Anda perlu minta maaf atas perbuatan-perbuatan Anda, lalu tindak lanjutilah dengan permintaan maaf yang tulus.

Bangunlah kembali. Menghadapi perbuatan-perbuatan Anda di masa lalu adalah satu hal. Membangun masa depan baru adalah hal lainnya lagi. Setelah Anda indentifikasikan bidang-bidang kelemahan Anda, buatlah rencana untuk mencegah terulangnya kekeliruan yang sama lagi.


MELATIHNYA SETIAP HARI
Seorang pria mengajak puterinya ke karnival, dan puterinya langsung lari menuju sebuah tempat yang menjajakan permen. Sementara sang penjaja memberikan permennya, ayahnya bertanya, “Sayang, kamu yakin bisa menghabiskan semuanya itu?”
“Jangan kuatir, ayah, “ katanya, “bagian dalam saya kan jauh lebih besar dari pada kelihatannya dari luar”. Itulah karakter yang sesungguhnya – lebih besar di dalam.

Wicaksana, 2008





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Soerabaia 45 (1990)

Soerabaia 45  adalah  Film perjuangan   Indonesia  yang dirilis pada tahun  1990 . Film yang disutradari oleh  Imam Tantowi  ini dibintangi antara lain oleh  Nyoman Swadayani ,  Leo Kristi  dan  Usman Effendy . Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah direkonstruksi ulang sebagai sebuah visual ulang kisah heroik itu dari kacamata rakyat biasa. Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby. Surabaya  | Berbekal materi yang diadaptasi dari buku Peristiwa 10 November 1945 yang diterbitkan Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang diprakarsai oleh almarhum Bapak Blegoh Soema