Langsung ke konten utama

Saya Benci Sekolah !



Semangat pagi SOBAT professional.., lama kita tidak saling berbagi perasaan dan pengetahuan. Alhadulillah saat ini ada waktu untuk “bercurhat” mengenai pendidikan anak bangsa.
Beberapa saat yang lalu, kami diminta seorang rekan untuk men-support, proses seleksi baik masuk sekolah dasar dan untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ini merupakan hal pertama yang kami lakukan secara langsung. Saya sangat bersyukur dengan kesempatan langka seperti ini. sepertinya Alloh mendengar permintan saya. Yang tahun ini kami mencoba merintis sebuah yayasan yang akan bersinggungan langsung dengan permasalahan pendidikan di Indonesia.

Banyak hal yang menarik dapat ditemui dalam perjalanan berinteraksi dengan dunia pendidikan di 1ndONEsia ini. saya awali dari Sekolah Dasar (SD), yang kami sempat berinteraksi dengan salah satu SD Swasta, menariknya SD ini menerapkan 3 kurikulum dalam “menggembleng” siswanya selama 6 tahun. Ketiga kurikulum tersebut dari dua negara yang berbeda dengan satu dari kurikulum nasional. Kalau hal tersebut saya tidaklah heran. Karena selama ini banyak sekolahan yang menggunakan berbagai kurikulum. Namun yang buat saya cukup terkejut adalah waktu belajar yang luar biasa lamanya. Untuk siswa kelas 1 SD, jam pelajarannya dari jam 07.00 wib hingga pukul 15.00 wib. Wow...fantastis. Saya membandingkan ketika saya bersekolah dulu, mungkin masih belum secanggih sekarang. Saya memulai sekolah dari jam 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Sepulang sekolah saya masih berkesempatan untuk istirahat siang dan bermain dengan sahabat-sahabat saya jam 16.00 WIB hingga sebelum maghrib sekitar jam 17.00 WIB. Bagaimana dengan “nasib” anak bangsa sekarang. Pulang sekolah setelah Ashar, sekiar jam 16.00 WIB. Kemudian dijemput sopir dan asisten rumah tangga. Sampai di rumah pastinya sudah lelah dengan berbagai macam permasalahan kepadatan dan kemacetan ibukota. Akhirnya tiba di rumah sebelum Maghrib. Paling punya kesempatan membersihkan diri dan persiapan untuk makan malam. Dan setelah itu, belajar sejenak untuk persiapan sekolah keesokan harinya. Bisa dibayangkan jika pelajarannya mnngunakan tiga kurikulum sekaligus, bagaimana dengan PR nya? Wow...hal yang masih sulit dibayangkan bagi saya jika saya menjadi mereka (anak-anak) saat ini. Hanya bisa menghela napas yang panjaaaaang....sungguh berat ya mereka.

Jika menyoal mengenai waktu, saya melihat anak-anak dan adik-adik kita harus memiliki kemampuan adaptasi waktu beserta beban pelajaran dengan singkat dalam waktu yang bersamaan. Dari Taman Kanak-Kanak (TK) dengan waktu bermain dan belajar adalah selama dua jam. Dengan tiba – tiba harus merubah pola hidup dan belajar menjadi tujuh sampai delapan jam. Merupakan adaptasi yang sangat revolusi ! hmmmm...tarik nafas kembali. Jika saya menjadi mereka, dengan karakteristik perkembangan mereka yang masih didominasi mengenal dunia dengan bermain dan keceriaan dan memangun kemandirian emosional mereka, seakan dengan tiba-tiba dirampas dan dihilangkan dengan masuk lingkungan akademis yang tidak ramah pada pengembangan emosional. Betapa memungkinkan akan banyak anak-anak yang stress diusia awal dalam memulai karirnya di sekolah. Semua orang tua ingin anaknya mendapat kesempatan belajar di sekolah terbaik. Hal ini mengandung konsekuensi beban belajar lebih berat. Pekerjaan rumah dan ulangan, kegiatan ekstra kurikuler menjadi tuntutan sehari-hari, mungkin ditambah les. Anak yang tidak mampu memenuhi tuntutan itu akan merasa terbebani, tertekan, stress. Perlu perhatian dan sikap bijak orang tua agar anak merasa nyaman mengikuti pola belajar disekolahnya. Sebab stress mengacaukan mental emosi yang mengganggu fisik, psikologis, maupun perilaku anak.

Hal ini yang terjadi pada keponakan saya yang mengalami permasalahan/ takut untuk bersekolah. Ia menolak sekolah dengan yang banyak pelajarannya. Padahal orantuanya telah memilihkan sekolahan yang terbaik, namun ia tidak menyukainya dan ia justru trauma menghadapi sekolahnya. Demikian juga dengan ponakan saya yang lebih besar yang saat ini duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Ia memiliki BB (Blackberry), namun jika dilihat dari gambar profile BB-nya yang berupa animasi, terlihat gambar orang “stickman” yang sedang melakukan kekerasan hingga menimbulkan penderitaan bagi orang lain, ada yang ditendang dan hingga ditusuk hingga mengeluarkan efek darah. Wow...ini sudah merupakan hal yang sangat tragis dan mengkhawatirkan bagi saya. Bagaimana dengan anak- anak lainnya? Kurang lebih gambarannya kurang lebih seperti itu. Sekedar tips untuk mengenali apakah anak dan adik kecil kita mengalami stress pada saat usia sekolah dapat dilihat perilaku sebagai berikut :
  1. Anak sering mengeluh sakit perut, kepala, muntah, tanpa sebab yang jelas, sesak nafas, nafsu makan berbeda dari biasanya, tidurnya gelisah (mimpi yang menakutkan).
  2. Anak tidak berminat, kurang semangat belajar (menunda waktu belajar, maunya bolos), perhatian mudah beralih, susah konsentrasi, mudah lupa apa yang sudah dipelajarinya (sering bengong), perasaannya gelisah, tidak dapat tekun belajar dalam tempo yang lama.
  3. Prestasi belajar menurun.
Setelah kita mengenalinya, apa lagi yang harus kita lakukan, agar meminimalkan anak-anak dan adik-adik kita yang akan semakin tidak menyenangi untuk belajar. Karena sangat membahayakan bagi mereka jika sudah tidak menyukai belajar dari usia dini, apalagi hingga mengalami trauma akibat belajar. Dampaknya akan sangat membahayakan bagi anak itu sendiri dan juga bangsa 1ndONEsia. Kita akan kehilangan tunas-tunas bangsa yang akan membanggakan bangsa ini. Solusi secara individual yang bisa diberikan antara lain :
  1. Ajak anak bicara agar ia mau mengutarakan kesulitan dan perasaannya untuk menemukan sumber permasalahan. Berikan dukungan agar ia mau mencari cara mengatasi. Arahkan strategi mengatasi perasaan tidak nyaman yang dirasakannya (doa, yel-yel yang menguatkannya). Berikan pujian sedikit apapun perubahannya agar anak lebih percaya diri. Pilih jenis les yang memang perlu dan sesuai minat dan bakat anak.
  2. Gugah minat belajar dengan memberi informasi berguna melalui tokoh yang dikaguminya. Teladan orang tua akan mempermudah anak belajar apa yang seharusnya dilakukan (minat baca).
  3. membentuk sikap berani dan pantang menyerah menghadapi tugas (tekun, teliti, sabar, disiplin). Mulai dengan membimbing dan melatih anak sejak melihat tugas atau soal sampai cara mengerjakannya. Jadwal belajar yang teratur dan latihan yang teratur menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri menjalankan tugasnya.
  4. Minta bantuan guru agar lebih diperhatikan disekolah. Temukan cara belajar yang lebih efisien dan efektif (mencatat, menghafal). Jika perlu cari guru les, pilih jenis les yang memang perlu dan sesuai minat dan bakat anak. Sebaiknya pertimbangkan kemampuan anak saat memilih sekolah.
  5. beri kesempatan anak istirahat dan bermain di sela waktu belajar. Ia membutuhkan seperti halnya makan, minum, tidur. Melakukan aktivitas yang disukai akan menyenangkan disamping menyalurkan energi ketegangannnya, sehingga perasaannya tenang dan siap belajar.
Namun yang lebih penting dari kelima tips ini adalah dengan pendekatan “keteladanan” orang tuanya bukan menaruh “mimpi” orang tuanya kepada sang anak. Biarkan anak tumbuh dan berkembang dengan potensi-potensi yang terbaik yang mereka miliki.

Tidak kalah pentingnya “kesadaran” orang tua untuk dapat menditeksi dini akan kerawanan pada masa usia awal mereka sekolah dengan memahami “dunia anak” itu sendiri. Kemudian mulailah untuk peka terhadap dunia pendidikan. Tidak hanya mencarikan sekolah yang “bagus” untuk anak, namun mencari sekolah yang “tepat” untuk usia anak dengan mengembangkan aspek emosional, spiritual dan kognitif anak melalui aktifitas-aktifitas motorik yang dinamis dalam lingkungan yang menyenangkan anak untuk berekspresi bukan yang mengekangnya. Tanpa kesadaran orang tua dan semua elemen yang mencintai dunia anak dan pendidikan diharapkan untuk segera mengambil langkah yang sama dalam membenahi pembelajaran dan kurikulum yang ada saat ini. Jangan mudah diming-imingkan dengan menggunakan kurikulum dari luar negeri yang justru menjauhkan anak-anak bangsa ini mengenal lebih dalam mengenai budaya dan sejarah bangsa sendiri, hingga suatu saat nanti Bangsa 1ndONEsia tidak lagi memiliki mereka.

Wicaksana Untuk 1ndONEsia..keep on Spirit for Better 1ndONEsia...salam SOBAT!

Komentar

Jessica Winar mengatakan…
Bagus.. thx ini sngt bermanfaat

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga