Sungguh betapa bahagianya siapa saja yang menyadari betapa indah dan lezatnya orang yang mengetahui ilmu tentang bagaimana menjadi seorang hamba Allah yang tertuntun dalam cahaya Islam yang hakiki. Dia tidak akan merelakan sesaat pun, kecuali menjadi jalan untuk mendapatkan curahan kasih sayang dan keridhaan-Nya,
Dia akan sangat mewaspadai segala sikapnya. Pandangannya disiapkan untuk menjadi mata yang dapat memandang Allah di akhirat kelak. Karena itu, ditahannya sekuat-kuatnya dari segala hal yang tidak diridhai-Nya. Dipalingkannya sedemikian rupa dari segala yang diharamkan. Dijadikannya ladang kegemaran dan kenikmatan membaca "surat" dari Sang Maha Pencipta. Pendek kata, tatapannya senantiasa bersih dari segala kemaksiatan.
Pendengarannya dia jaga dan persiapkan menjadi telinga yang dapat mendengarkan merdunya suara Nabi Daud as dan percakapan para ahli syurga. Ditutupnya rapat-rapat dari kalimat-kalimat hina, suara-suara yang kotor dan sia-sia, yang dapat mengakibatkan hati menjadi kesat dan membatu. Namun sebaliknya, dia buka lebar-lebar terhadap kalimat-kalimat dan suara-suara yang dapat membuatnya semakin mengenal dan mengerti Rabb-nya. Sikap dan cara hidupnya benar-benar penuh kemuliaan terhadap Ilah-nya.
Pikirannya dikuasai dengan baik dan benar. Tidak terjebak memperumit dan mempersulit masalah urusan duniawi, namun dia arahkan kekuatan berpikirnya untuk menerjemahkan segala urusan dan kejadian di sekitarnya, sehingga menjadi sarana untuk semakin mengenal dan mengagumi kehebatan Dzat Maha Penguasa dan Maha Penentu segalanya. Tidak sempit dan picik, namun luas, lebar, dan sangat dalam. Buah pikirannya selalu berujung pada keagungan dan kebesaran Allah Azza wa Jalla.
Lisannya jauh dari selera rendah. Perhitungannya senantiasa matang. Dan senantiasa berpikir terlebih dahulu sebelum berucap, sehingga kata-katanya benar-benar bermutu, indah menyejukkan, merasuk lembut menyentuh qalbu. Terkadang bergelora, membakar semangat untuk taat, penuh hikmah dan manfaat, membuat siapapun merasa beruntung mendengarkannya. Sungguh jauh dari kalimat-kalimat keji, kotor, hina, dan sia-sia.
Bahkan diamnya sekalipun membuat pendengarannya semakin mengingatkan dan merindukan taat kepada Allah. Sementara lidahnya selalu basah menyebut asma-Nya.
Buruk sangka, iri, dengki, ujub, riya, takabbur, dan berbagai perilaku hati yang hina lainnya sekuat-kuatnya dia cegah. Tidak pernah rela ada noda penyakit hati bersemayam di qalbunya. Kalaupun sampai terlintas, maka segera dihapus, dibasmi dan selekasnya bertaubat.
Tak pernah jemu dia memohon pertolongan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang agar hatiya tetap jernih kilau-kemilau, bersih cemerlang. Karena dia yakin benar, bahwa tidak akan pernah ada ketenangan dan kemuliaan, kecuali dengan hati yang bersih jernih. Tidak akan pernah seseorang merasakan kenikmatan dan kelezatan taat, kecuali dengan hati yang bersih.Tidak akan pernah pula seseorang mengenal, mencintai, dan merindukan pertemuan dengan Allah, kecuali dengan hati yang bersih. Senantiasa dihiasi hatinya dengan husnudzhan kepada hamba-hamba Allah, apalagi terhadap Allah. Segala perbuatannya pun selalu berhiaskan ikhlas, tawadhu, dan bersih…bersih!
Wajahnya selalu cerah ceria, senantiasa dihiasi senyum ikhlas. Gerak-geriknya selalu terjaga dan terpelihara. Penampialnnya sederhana, namun menyenangkan. Selalu cepat hadir kebaikannya dimanapun dia berada. Siapa pun merasa aman dan tenteram dengan kehadirannya. Sungguh senantiasa mengesankan perilaku dan tindak-tanduknya.
Betapa penuh pula perhatian dan bakti kepada ayah bundanya, keluarganya, saudara-saudaranya. Gemar menjalin persahabatan, mempererat silaturahmi dan penuh keakraban dengan tetangga-tetangganya.
Setiap terngiang di telinganya panggilan adzan, tak pernah ia menunda-nunda langkahnya menuju rumah Allah. Dia berwudhu dan wudhunya senantiasa bersih dan sempurna. Indah, khusyu dan nikmat senantiasa ibadahnya. Hari-harinya sarat dengan sujud dalam ibadah, dan syukur atas karunia nikmat-Nya.
Ah, Sahabat. Sekiranya Allah Azza wa Jalla berkenan memilih kita menjadi orang-orang yang memiliki sikap dan akhlak seperti ini, niscaya tidak akan diragukan lagi jaminan kemuliaan dan kebahagiaan dalam sisa umur kita di dunia ini, apalagi di akhirat kelak.
Sungguh, sama sekali tidak sulit bagi Allah memilih kita menjadi orang yang mulia. karenanya, berjuanglah sekuat-kuatnya, sehingga Allah memandang layak untuk menempatkan kita dalam singgahsana kamuliaan. Jadilah hamba Allah yang terbaik dan mengesankan bagi-Nya.
Ya Rabb. Sesunggunya hari-hari satu demi satu menghilang. Malam-malamnya pun tak terasa berlalu dan berganti siang. Dan kami sudah menjadi hamba yang hanya Engkau yang tahu tentang hakikat keberadaannya daripada kami.
Ya, Allah. Kalau sampai berakhir hari-hari dan malam-malam yang telah kami rajut dengan benang-benang ibadah ini, sementara pada diri kami masih ada dosa dan kesalahan, maka ampunilah dan ridhailah kami. Sekiranya ternyata Engkau sudah ridha, tambahkanlah keridhaan-Mu itu agar kami menjadi hamba yang senantiasa dapat merasakan keindahan dan kelezatan iman. Amiin.
Komentar