Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Sobat Indonesia, ujian-ujian hidup selalu terjadi pada manusia, Setiap hari adalah hari baru dan para pencari harus siap dan waspada akan datangnya ujian-ujian sampai keimanannya menjadi semakin nyata. Setiap orang bisa meningkatkan spiritualnya dari ujian yang Allah kirimkan.
Ada yang masih berada dibawah kendali egonya, dimana dia akan diuji dengan sesuatu yang tidak disukai oleh egonya. Apapun bisa menjadi sarana, baik dari pihak keluarga, teman, pekerjaan maupun tetangga, hal-hal yang paling tidak kalian inginkan justru terjadi. Seseorang yang paling kita cintai bisa saja meninggalkan kita dengan tiba-tiba.
Cara untuk berkembang dalam spiritual adalah dengan bersabar. Tidak ada yang namanya perkembangan secara cepat, secara instan. Kita harus menerima dengan segala sesuatu yang terjadi dan menimpa diri kita. Itulah tanda akan perkembangan spiritual, tahan menderita atas apapun yang membuat kalian sengsara.
Kesabaran adalah penting. Melawan segala gelombang kejahatan dan keburukan orang lain bagaikan sebuah gunung yang tetap kokoh walaupun diterjang badai. Itulah yang namanya perkembangan. Atau seperti lautan yang airnya masih tetap suci untuk berwudu meskipun begitu banyak kotoran dan sampah yang dibawa oleh sungai-sungai yang masuk didalamnya.
Kita harus mampu bertahan dari kesulitan yang berasal dari siapapun, dan siap dengan apapun yang datang dan berlawanan dengan apa yang kita harapkan, serta siap untuk bertoleransi dengannya. Inilah tingkatan iman yang sejati. Tiga kali sehari malaikat melihat manusia, bukan menengok untuk memberikan kenikmatan, namun untuk mengirimkan sesuatu yang tidak disenangi para pencari. Apakah kalian akan sabar atau menyerah ?
Jika bersabar, maka hati akan memberi kepuasan, dan sebuah cahaya keluar dari mata dan hati, lalu keyakinan yang lebih akan datang. Di setiap kesempatan itu, posisi spiritual bisa meningkat ataupun menurun, tergantung kita menerima setiap ujian dengan kesabaran atau kemarahan.
Seperti keadaan dunia saat ini yang dipenuhi dengan setan dan kejahatan. Maka Nabi saw berkata menjaga agama di masa kini bagaikan menggenggam bara api ditangan, yang ingin segera dilepaskan. Bersabarlah, karena imbalan dari Allah adalah tidak terbatas. Inilah jalan keimanan yang sejati, seperti jalannya para Nabi dan Awliya, untuk bisa bertahan atas segala keburukan dari umat manusia.
Kadang ketika kita melihat dunia sedang bersinar, melihat matahari yang sedang terbit dan langit malam yang dipenuhi bintang, kita sadar ada Sang Pencipta Yang Maha Agung. Namun kadang, terjadi pula kesedihan atau peristiwa menyedihkan, kematian seseorang yang kita cintai, orang tua, saudara ataupun teman-teman. Bila tragedi ini terjadi, bagaimana menjaga keimanan kita atas Kasih Sayang Tuhan? Bagaimana kita bisa merasakan bahwa Dia juga perhatian atas apa yang terjadi pada kita ?
Allah adalah “Al-Ghayyur” atau “Tuhan Yang Maha Cemburu”. Dia cemburu atas hamba Nya yang soleh yang berbagi cintaNya dengan cinta dunia. Dia memanggil kita untuk menggabungkan segala cinta yang kita rasakan menuju Hadirat Cinta-Nya. Mengambil segala kecintaan kita lalu mengubahnya menjadi sebuah cinta yang akan menemukan diri kita kedalam realitas Cinta Ilahi. Inilah arti dari permintaan-Nya akan hati yang jernih, (qalbun salim).
Karena segala cinta yang manusia miliki pada mereka yang dikasihinya, tidak lain hanyalah ketertarikan akan sebuah kilasan cahaya dari sifat Allah yang dilihat ada pada mereka yang kalian sayangi, yang bersinar lewat cara saling mengenali dan masuk dalam hati.
Mereka yang kita kasihi dan cintai suatu saat akan meninggal, begitu juga dengan diri kita. Namun bila cinta itu mencapai si penerima hakiki dari segala Cinta, maka tujuan utama cinta manusiapun telah tercapai dan akan diterima semakin indah dalam Hadirat Tuhan. Namun bila kita gagal dalam menyerahkan diri pada KehendakNya, kita terjatuh dan membenci Tuhan karena telah meletakkan kita dalam sebuah keadaan yang sulit dan menderita yang sebenarnya hanya sementara.
Perasaan-perasaan menderita ini membuat hidup bagaikan sebuah pil yang amat pahit untuk di telan. Hidup menjadi sebuah lautan kesedihan, karena Dia Yang Maha Kuasa memanggil semua hamba-hamba-Nya, satu demi satu untuk kembali ke Hadirat Nya, meninggalkan diri kita dari dunia ini.
Dialah Tuhan kita, Satu-satunya Pemelihara eksistensi. Dia mempunyai hak atas kita dan untuk menguji, melihat siapa yang akan tetap menjadi benar dan menjaga cintanya pada Pencipta-Nya.
Mereka yang kita kasihi, anak, sanak saudara, istri maupun suami, semua yang kita cintai akan meninggal. Lalu Dia akan melihat apa yang akan kalian perbuat; dapatkah kita mentransformasikan cinta dan tragedi yang menimpa sebagai jembatan meningkatnya kasih sayang pada Sang Pencipta?
Sedikit sekali orang yang bisa menerima dan memahami hal ini. Inilah penyebab mengapa mereka tak mampu melihat Kebijaksanaan Tuhan di balik peristiwa-peristiwa yang menyedihkan sehingga mereka yterjatuh dalam depresi berat. Mereka tidak menyadari ketika Tuhan kita membelokkan kita untuk mencintai-Nya secara ekslusive dan keseluruhan, akibatnya merekapun menderita.
Penyebab utama depresi adalah efek dari ingatan, memory, dan kenangan akan orang lain. Kebanyakan orang terdampar dalam keterpurukan penyesalan yang mendalam akan tindakan-tindakan mereka di masa lalu atau akan apa-apa yang dirasa sebagai keputusan yang salah atau berbagai kekeliruan yang dibuat semasa hidup. Ketika kita mengingat kejadian-kejadian yang menyakitkan, lidah api kemarahan akan menyala-nyala tak terkendali di hati kita. Akhirnya akan menyebabkan lubang menganga dalam hati, yang tidak bisa ditutup lagi, betapapun kita berusaha keras mengisi lubang itu dengan penyesalan mendalam.
Kehidupan kita sekarang menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, diantara dua visi yang sangat mengerikan. Kenangan-kenangan yang sering timbul dalam ingatan dan kecemasan yang mendalam akan antisipasi masa depan. Kekhawatiran akan masa depan membuat kita menjadi gila, dan semua yang bisa diupayakan ilmu kesehatan modern hanyalah memberi obat-obatan anti depresi yang berbahaya yang dirancang khusus untuk meredupkan baik daya ingat maupun daya antisipasi.
Ini merupakan metoda yang mengerikan dan berbahaya, karena ketika seseorang kembali menjadi waras, rasa putus asa yang timbul menjadi lebih parah. Allah swt dalam KebijaksanaanNya meciptakan sel-sel otak yang tidak bisa diperbarui. Obat-obatan yang berbahaya itu membunuh sel-sel otak, dan sekali sel-sel otak kita mati, mereka tidak akan pernah bisa tergantikan.
Karena tidak mungkin untuk mengubah masa lalu, maka kita harus sabar dalam menghadapi kenangan-kenangan menyakitkan dan tak seorangpun mampu mencapai tingkat kesabaran seperti itu tanpa menjadi orang yang beriman. Dan bukan sekedar beriman di lidah saja tetapi menjadi seseorang yang berkeimanan mendalam.
Kenangan-kenangan menyakitkan masa lalu itu tetap akan menjadi kenangan dan tidak bisa hilang, tapi keimanan bisa secara efektif menetralkan efek-efek menyakitkan yang ditimbulkannya. Seseorang yang telah larut dalam Cinta Ilahi bisa merasakan dirinya membuat awal kehidupan yang baru dan meninggalkan kenangan pahit jauh dibelakang.
Ada sebuah Hadist Nabi SAW: “Bahwa perbuatan baik (amal) seseorang, hanya yang dilakukan yang terakhir yang akan dihitung". Kita harus mengetahui bahwa langkah yang sungguh-sungguh penting dalam hidup kita hanyalah langkah terakhir yang kita ambil, apakah langkah itu di jalan yang benar atau jalan yang salah?
Begitu banyak Awliya (Wali Allah) yang dahulunya adalah pendosa besar, dan setiap kesalahan yang kita buat adalah kesempatan kita untuk menjadikannya sesuatu yang berharga bagi diri kita, dan untuk menyadarkan kita akan kebutuhan untuk memperbaiki diri. Masa lalu telah kita tinggalkan. Hal itu sudah tutup buku, dan tidak perlu dibicarakan lagi. Yang penting adalah kemana arah tujuan hidup kita selanjutnya. Walaupun kau merasa sudah di akhir hayat, jangan patah semangat dengan merasa apa yang telah dilalui selama ini hanyalah kumpulan dari kesembronoan dan kebodohan tindakan, tapi berusahalah agar langkah terakhir bernilai dimata Allah swt.
Penyebab lain Depresi adalah Keputusasaan. Kita, sebagai hamba dari Tuhan Yang Maha Agung, tidak punya hak untuk putus asa, Tidak!!. Allah swt bisa mengubah segalanya dalam sekejap saja. Orang yang punya keimanan yang kuat tidak akan pernah ragu bahwa Tuhannya menghendaki kebaikan untuknya dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang, dan dia akan bersabar dalam menjalani kemalangan dan kesulitan, sambil mencari kemudahan sebagaimana yang dijanjikan Tuhan nya.
Bagi orang yang tidak beriman, keputus-asaan yang sangat besar akan menghancurkan ambisinya yang luar biasa besar, karena harapan mereka musnah dihantam waktu. Tetapi hati kaum beriman adalah seperti kapal yang berlayar dengan selamat dalam mengarungi bahaya badai semacam itu, dengan Tuhan sebagai pembimbingnya, dan keyakinannya akan membimbing hatinya dalam mengarungi badai, hingga akhirnya mencapai tujuannya, yaitu Samudra Rahmat yang tak bertepi.
Aku tahu bahwa perbuatan-perbuatan burukku merupakan tabir antara aku dan Tuhan ku, tapi aku percaya bahwa Samudra Rahmat Nya akan meliputi hati dan bahwa diri akan terbebas dari sifat-sifat buruk, dan akan dikaruniai kepribadian yang baru, yang sesuai untuk Samudra Rahmat Ilahi.
Segala hal yang Dia anugerahkan pada keturunan Adam as adalah sementara saja, tidak berharga dibanding Cinta Hakiki itu. Kalian harus berikan cinta kalian pada Dia Yang Selalu Ada – dari pra keabadian sampai setelah keabadian. “ Terpujilah selalu – Tuhan Yang Selalu Hidup, Bagi Dia Yang Tak ada istilah mati “
Kita harus bisa bertahan dari segala hal yang menyakitkan yang dilakukan oleh orang lain. Kita harus bisa bangkit dari segala hal yang berlawanan dengan keinginan kita dan siap untuk mentoleransinya. Ini adalah posisi Iman yang sejati. Itu merupakan jalan iman yang sejati, seperti halnya jalan Rasulullah saw dan para Awliya, yaitu untuk bertahan dari orang-orang jahat.
Kesulitan akan menimpa setiap orang yang semuanya datangnya dari Allah Yang Maha Besar. Beberapa kesulitan datang tanpa sebab kehendak kita, sementara beberapa yang lain karena tindakan yang salah yang berasal dari keinginan nafsu dan ego kita. Kadang-kadang kesulitan datang dari Kehendak Allah, untuk memberikan kalian derajat yang lebih tinggi. Kesulitan datang untuk menghapus segala dosa kalian, dan langkah-langkah kalian yang salah. Oleh karena itu bagi kesulitan yang datang meskipun kita tidak berbuat dosa dan kesalahan, hal ini merupakan Kehendak Allah semata, maka kita harus banyak bersabar.
Kesulitan yang datang karena tindakan kita sendiri, adalah sebagai pelajaran agar berhati-hati menjaga segala tindakan, karena langkah yang salah akan membuat kita sengsara dan menderita. Pada saat itu jangan salahkan orang lain, salahkanlah dirimu sendiri. Koreksi setiap langkah kita, karena hal ini berarti ada sesuatu yang salah dari tindakan kita.
Kita bisa mengerjakan langkah yang salah maupun langkah yang benar, tetapi bila menyadari langkah kita adalah salah, cepat-cepatlah memperbaiki langkah yang buruk, kalau tidak, maka kalian akan jauh lebih menderita!.
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H.
Wicaksana, 2015
Komentar