Semangat Pagi Sobat 1ndONEsia...Gajah Mada tidak akan luput dari ingatan ketika kita mempelajari sejarah Indonesia di zaman kerajaan. Mahapatih Kerajaan Majapahit yang luar biasa. Siapapun yang mengenal tokoh Gajah Mada akan tahu nama sumpah yang telah diucapkannya demi cita-cita besar negaranya. Sumpah Palapa. Sumpah yang memaksa dirinya untuk bergerak secara total untuk mewujudkan kesatuan wilayah nusantara di naungan kerajaan Majapahit. Terlepas dari sumpah yang tentu saja sangat kontroversial itu, ada hal yang sangat menarik dari sosok Gajah Mada : TOTALITAS.
Ketika diangkat sebagai Mahapatih, Gajah Mada masih sangat muda. Bahkan termasuk yang paling muda diantara para kandidat Mahapatih ketika itu. Banyak pihak yang meragukan kemampuan Gajah Mada untuk melaksanakan tugas sebagai orang nomor dua di kerajaan Majapahit. Justru di sinilah kemampuan Gajah Mada diuji. Di tengah keragu-raguan banyak pihak yang umumnya terdiri orang-orang yang sudah wredha (tua-senior), Gajah Mada justru semakin tertantang untuk mewujudkan Negara besar yang memakmurkan masyarakatnya. Apa yang dilakukan Gajah Mada? Pertama, ia melakukan sumpah yang bisa diartikan sebagai bentuk komitmen dalam berjuang membangun negaranya. Sumpah yang sangat berbeda dengan sumpah yang umumnya banyak dilakukan saat ini. Sumpah yang benar-benar dijalankan secara konsisten. Tidak seperti saat ini, sumpah dilakukan dalam setiap pelantikan. Mulai dari pelantikan Pegawai Negeri Sipil, hingga sumpah Kepala Negara. Tapi bukti bahwa sumpah saat ini dijalankan secara konsisten.
Kedua, Gajah Mada menantang semua pihak yang meragukan sumpah Palapa agar melakukan hal yang lebih baik dari yang ia lakukan. Apabila ada pihak yang ternyata lebih baik dan lebih total dalam memperbaiki bangsanya, Gajah Mada menjanjikan diri untuk segera mengundurkan diri sebagai mahapatih dan kedudukan itu digantikan oleh orang yang mampu menyainginya. Silahkan kita bandingkan dengan kondisi saat ini. Banyak orang yang jelas tidak memiliki kemampuan dalam suatu jabatan justru memperebutkan dan mempertahankan jabatan itu. Bahkan rela dengan menggelontorkan uang yang tidak sedikit, mengadu domba, memfitnah dan melakukan berbagai macam cara. Semuanya sah dilakukan atas nama dunia politik. Akibatnya, orang yang tidak tidak mempunyai kemampuan (tetapi mengaku memiliki kapasitas luar biasa) duduk di jabatan yang tidak sesuai. Hasilnya tentu saja kita tahu : apabila jabatan/kedudukan diisi oleh orang yang tidak layak diposisi itu. Tunggulah saat kehancurannya.
Beberapa sifat gajah mada yang dapat dijadikan pembelajaran bagi diri dalam memimpin diri menuju cita-cita yang mulia, yaitu :
6 Nilai Keteladanan Gajah Mada bagi Seorang Pemimpin
1. Abikamika : Seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu memperhatikan bawahan dan masyarakat, berpikir jauh dan luas ketimbang memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok.
2. Prajna : Seorang pimpinan harus selalu bijaksana serta pemurah dan sepatutnya mengajarkan wawasan tentang teknologi dan keagamaan sehingga bisa menjadi panutan bagi masyarakat.
3. Usaha : Seorang pemimpin yang baik harus pro aktif, menunjukkan inisiatif, kreatifitas dan pembaruan tanpa harus bersikap sombong untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.
4. Atma Sampad : Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kepribadian, integritas yang tinggi, moral dan tujuan jangka panjang yang berpijak pada wawasan lingkungan untuk memajukan kesejahteraan nasional.
5. Sakya Samanta : Seorang pemimpin yang baik harus melakukan fungsi kontrol secara efektif, efisien dan ekonomis untuk menghadapi pelaku kesalahan secara adil dan tanpa prasangka.
6. Aksudra Pari Sakta : Seorang pemimpin yang baik harus bisa memfasilitasi, mampu mencapai kesepakatan dalam berbagai pandangan yang berbeda serta diplomatis dalam mengajukan aspirasi pada masyarakat.
Meski negara dianggap berada di era transisi (yang tidak selesai-selesai) dan berada di ambang kehancuran (dimana identitas bangsa ini kian menghilang), sebagai pemuda, sudah selayaknya kita optimis akan perbaikan bangsa ini ke depan. Sudah selayaknya negara yang sudah tua ini dimudakan kembali semangatnya. Sudah saatnya negara ini mewujudkan mimpinya menjadi negara besar yang memberikan kemakmuran kepada rakyatnya. Mulailah dari diri sendiri sebelum kita meminta orang lain melakukannya. Ingat apa yang dilakukan kita saat ini merupakan usaha menyiapkan kehidupan yang lebih baik untuk generasi yang akan datang, tetap berbagi inspiirasi untuk 1ndONEsia lebih baik lagi...salam SOBAT! (wicaksana, 2012)
Ketika diangkat sebagai Mahapatih, Gajah Mada masih sangat muda. Bahkan termasuk yang paling muda diantara para kandidat Mahapatih ketika itu. Banyak pihak yang meragukan kemampuan Gajah Mada untuk melaksanakan tugas sebagai orang nomor dua di kerajaan Majapahit. Justru di sinilah kemampuan Gajah Mada diuji. Di tengah keragu-raguan banyak pihak yang umumnya terdiri orang-orang yang sudah wredha (tua-senior), Gajah Mada justru semakin tertantang untuk mewujudkan Negara besar yang memakmurkan masyarakatnya. Apa yang dilakukan Gajah Mada? Pertama, ia melakukan sumpah yang bisa diartikan sebagai bentuk komitmen dalam berjuang membangun negaranya. Sumpah yang sangat berbeda dengan sumpah yang umumnya banyak dilakukan saat ini. Sumpah yang benar-benar dijalankan secara konsisten. Tidak seperti saat ini, sumpah dilakukan dalam setiap pelantikan. Mulai dari pelantikan Pegawai Negeri Sipil, hingga sumpah Kepala Negara. Tapi bukti bahwa sumpah saat ini dijalankan secara konsisten.
Kedua, Gajah Mada menantang semua pihak yang meragukan sumpah Palapa agar melakukan hal yang lebih baik dari yang ia lakukan. Apabila ada pihak yang ternyata lebih baik dan lebih total dalam memperbaiki bangsanya, Gajah Mada menjanjikan diri untuk segera mengundurkan diri sebagai mahapatih dan kedudukan itu digantikan oleh orang yang mampu menyainginya. Silahkan kita bandingkan dengan kondisi saat ini. Banyak orang yang jelas tidak memiliki kemampuan dalam suatu jabatan justru memperebutkan dan mempertahankan jabatan itu. Bahkan rela dengan menggelontorkan uang yang tidak sedikit, mengadu domba, memfitnah dan melakukan berbagai macam cara. Semuanya sah dilakukan atas nama dunia politik. Akibatnya, orang yang tidak tidak mempunyai kemampuan (tetapi mengaku memiliki kapasitas luar biasa) duduk di jabatan yang tidak sesuai. Hasilnya tentu saja kita tahu : apabila jabatan/kedudukan diisi oleh orang yang tidak layak diposisi itu. Tunggulah saat kehancurannya.
Beberapa sifat gajah mada yang dapat dijadikan pembelajaran bagi diri dalam memimpin diri menuju cita-cita yang mulia, yaitu :
6 Nilai Keteladanan Gajah Mada bagi Seorang Pemimpin
1. Abikamika : Seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu memperhatikan bawahan dan masyarakat, berpikir jauh dan luas ketimbang memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok.
2. Prajna : Seorang pimpinan harus selalu bijaksana serta pemurah dan sepatutnya mengajarkan wawasan tentang teknologi dan keagamaan sehingga bisa menjadi panutan bagi masyarakat.
3. Usaha : Seorang pemimpin yang baik harus pro aktif, menunjukkan inisiatif, kreatifitas dan pembaruan tanpa harus bersikap sombong untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.
4. Atma Sampad : Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kepribadian, integritas yang tinggi, moral dan tujuan jangka panjang yang berpijak pada wawasan lingkungan untuk memajukan kesejahteraan nasional.
5. Sakya Samanta : Seorang pemimpin yang baik harus melakukan fungsi kontrol secara efektif, efisien dan ekonomis untuk menghadapi pelaku kesalahan secara adil dan tanpa prasangka.
6. Aksudra Pari Sakta : Seorang pemimpin yang baik harus bisa memfasilitasi, mampu mencapai kesepakatan dalam berbagai pandangan yang berbeda serta diplomatis dalam mengajukan aspirasi pada masyarakat.
Meski negara dianggap berada di era transisi (yang tidak selesai-selesai) dan berada di ambang kehancuran (dimana identitas bangsa ini kian menghilang), sebagai pemuda, sudah selayaknya kita optimis akan perbaikan bangsa ini ke depan. Sudah selayaknya negara yang sudah tua ini dimudakan kembali semangatnya. Sudah saatnya negara ini mewujudkan mimpinya menjadi negara besar yang memberikan kemakmuran kepada rakyatnya. Mulailah dari diri sendiri sebelum kita meminta orang lain melakukannya. Ingat apa yang dilakukan kita saat ini merupakan usaha menyiapkan kehidupan yang lebih baik untuk generasi yang akan datang, tetap berbagi inspiirasi untuk 1ndONEsia lebih baik lagi...salam SOBAT! (wicaksana, 2012)
Komentar