Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Arkeolog Temukan Pecahan Kapal Kuno di Medan

Medan(ANTARA) - Barang kuno berupa pecahan-pecahan kapal yang diperkirakan peninggalan abad ke-12 ditemukan di situs Kota China Medan Marelan, Sumatera Utara. "Temuan pecahan kapal oleh Arkeolog Prancis itu memperkuat temuan-temuan sebelumnya," kata Ketua Pusat Studi Sosial dan Ilmu-Ilmu Sejarah (Pussis) Universitas Negeri Medan Dr Ichwan Azhari di Medan, Jumat. Pada 1989 arkeolog menemukan kapal kuno ditepi Danau Siombak yang lokasinya tidak jauh dari Situs Kota China Medan Marelan. Ia mengatakan, pecahan kapal kuno itu ditemukan menjelang akhir eskavasi (penelitian arkeologis) pada Rabu (22/2) sekitar pukul 17.00 WIB oleh team arkeolog yang sudah dilakukan sejak April 2011. Eskavasi yang dipimpin arkeolog Perancis Daniel Perret tersebut berhasil menemukan serpihan kapal kuno di Kota China Medan Marelan pada kedalaman 1,40 meter. Serpihan kapal itu ditemukan pada kotak gali ukuran 3x4 meter yang berlokasi di halaman depan Museum Situs Kota

Wanita Indonesia Nenek Moyang Madagaskar

Paris (AFP/ANTARA) - Beberapa perempuan Indonesia menjadi pendiri dari koloni Madagaskar 1.200 tahun yang lalu, ujar para peneliti pada Rabu akan salah satu episode aneh dalam sejarah pengembaraan manusia. Antropolog banyak yang terpesona dengan Madagaskar, karena pulau itu jauh dari sejarah penaklukan manusia di planet ini selama ribuan tahun. Pulau itu kemudian menjadi tempat tinggal bagi penduduk asli Afrika serta orang Indonesia, yang terletak 8.000 kilometer dari Madagaskar. Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli biologi molekuler Murray Cox dari Massey University, Selandia Baru, meneliti DNA penduduk Madagaskar demi mencari petunjuk atas penjelasan teka-teki imigrasi tersebut. Mereka mencari ciri-ciri yang diturunkan kromosom melalui garis ibu, dengan contoh DNA yang diambil dari 266 orang yang berasal dari tiga kelompok etnis Malagasi. Dua puluh dua persen dari DNA itu memiliki variasi dari "motif Polinesia," karakteristik gen yang ditemukan di pendu

Saya Benci Sekolah !

Semangat pagi SOBAT professional.., lama kita tidak saling berbagi perasaan dan pengetahuan. Alhadulillah saat ini ada waktu untuk “bercurhat” mengenai pendidikan anak bangsa. Beberapa saat yang lalu, kami diminta seorang rekan untuk men-support, proses seleksi baik masuk sekolah dasar dan untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ini merupakan hal pertama yang kami lakukan secara langsung. Saya sangat bersyukur dengan kesempatan langka seperti ini. sepertinya Alloh mendengar permintan saya. Yang tahun ini kami mencoba merintis sebuah yayasan yang akan bersinggungan langsung dengan permasalahan pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang menarik dapat ditemui dalam perjalanan berinteraksi dengan dunia pendidikan di 1ndONEsia ini. saya awali dari Sekolah Dasar (SD), yang kami sempat berinteraksi dengan salah satu SD Swasta, menariknya SD ini menerapkan 3 kurikulum dalam “menggembleng” siswanya selama 6 tahun. Ketiga kurikulum tersebut dari dua negara yang berbeda dengan satu dari

Penjelajah Bahari dari Nusantara

Fakta baru tentang betapa gagah beraninya nenek moyang kita bangsa Indonesia sebagai penjelajah bahari sejati di zaman kuno makin terkuak. Kita mengenal Columbus sebagai penjelajah bahari dari Spanyol abad XV yang “menemukan” dunia baru, daratan Amerika. Sebelum Columbus, kita mengenal Cheng Ho, penjelajah bahari dari Cina yang 5 kali mampir di Jawa dari 7 kali pelayarannya hingga mencapai pantai timur Afrika. Nama-nama yang juga terkenal sebagai penjelajah bahari diantaranya Bartholomeus Diaz, Marco Polo, dan Vasco da Gama. Sebagai negeri kepulauan, tentu masuk akal jika penduduk Nusantara mustinya juga memiliki pelaut handal. Buku ini bercerita tentang pelaut-pelaut Indonesia yang datang ke Afrika pada masa lampau, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika selain Gurun Saharanya, dan jauh sebelum bangsa Arab dan Shirazi mengarungi lautan dengan perahu dhow mereka untuk menemukan kota-kota eksotik seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar. Kita tidak tahu pasti siapa orang-o

Kalender Jawa-Islam, Asimilasi Candrasengkala dengan Hijriyah

Setiap tahun siklus pergantian tahun Hijriah dan tahun Jawa hampir selalu bersamaan. Oleh sebagian orang yang tidak faham sejarah dikatakan bahwa hal ini terjadi  karena sejak 370 tahun silam kalender Jawa mengadopsi sistem penanggalan Hijriah yang berdasarkan pergerakan Bulan (Candrasengakala/Qomariyyah) mengelilingi Bumi. Lebih lanjut dikatakan, bahwa sampai tahun  1633 M masyarakat Jawa masih  menggunakan sistem penanggalan berdasarkan pergerakan Matahari (Surya Sengkala/ Syamsiyyah). Penanggalan Matahari dikenal sebagai sistem kalender Saka Hindu Jawa, meskipun konsep tahun Saka sendiri bermula dari sebuah kerajaan di India. Tahun Saka Hindu 1555, bertepatan dengan tahun 1933 M, di mana Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo mengganti konsep dasar sistem penanggalan Matahari menjadi sistem Bulan. Perubahan sistem penanggalan dapat dibaca dalam buku Primbon Adji Çaka Manak Pawukon 1000 Taun yang ditulis dalam bahasa Jawa, di mana dari naskah tersebut disimpulkan  bah

Aksara Nusantara

Aksara Nusantara               Tinggi dan rendahnya peradaban suatu bangsa ditentukan oleh dikenalnya aksara beserta sistem bahasanya oleh bangsa bersangkutan. Semakin kompleks aturan baku dan sistem kebahasaan suatu bangsa menunjukkan semakin tingginya peradaban bangsa tersebut. Beragam etnis yang tinggal di Nusantara, yang dengan teknologi kelautannya menyebarkan peradabannya ke seluruh pulau-pulau dari Pasifik hingga ke Samudera Hindia mulai Pulau Paskah hingga Madagaskar, semenjak zaman kuno telah mengenal aksara dan sistem bahasa.Itu adalah bukti faktual bahwa bangsa Nusantara sudah maju, jauh sebelum dijajah Eropa.                   Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan di Nusantara untuk secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu. Walaupun Abjad Arab dan Alfabet Latin juga seringkali digunakan untuk menuliskan bahasa daerah, istilah Aksara Nusantara secara keliru seringkali dikaitkan dengan aksara hasil inkulturisasi kebudayaa