Terinspirasi dari sebuah perbincangan di sebuah warung kopi, di sudut Jakarta. Asik meminum hitam dan hangatnya kopi di pagi hari diantara padatnya lalu lintas Jakarta. Pagi itu terasa dingin, karena malamnya hujan. Sejenak melepas lelah di warung kopi tersebut. Terdengar perbincangan sekelompok orang di seberang meja saya. Terlihat mereka berprofesi sebagai orang peerintahan yang sedang sedang menikmati Jakarta yang hujan rintik. Terlibat pembicaraan keempat personil tersebut. Salah seorang bertanya kepada salah seorang rekannya bagaimana ia dapat keluar dari perasaan kurang percaya diri untuk mencoba memulai usaha. Rekannya mengatakan harus membaca banyak buku tentang orang-orang sukses. Yang lainnya mengatakan kita harus berani berusaha untuk mulai membuka usaha baru. Dan salah seorang lagi mengatakan, bahwa mungkin salah satu cara untuk kita keluar dari kesulitan ekonomi dengan menjadi seorang entrepreneur. Perbincangan ini mengusik pikiranku.
Seorang entrepreneur tidak harus menjadi seorang pedagang! Apalagi yang berbicara adalah rekan-rekan dari pegawai pemerintahan. Ini hal yang bahaya yang dapat terjadi. Apa saja bisa didagangkan dan menghasilkan uang. Entrepreneur merupakan sikap mental. Dan ini dimiliki oleh semua orang dan profesi. Entrepreneur bukan saja milik pengusaha saja. Kenapa saya berpikir demikian karena seorang yang memiliki karakter entrepreneur akan selalu sukses dimanapun mereka berada, apapun profesinya.
Beberapa ciri dari mental-mental individu yang memiliki mental entrepreneurship adalah individu-individu yang mengetahui tujuan hidupnya. Sehingga apapun profesinya, ia sangat menikmati dan mencintai pekerjaannya, karena pekerjannya itulah yang membawa dirinya saat ini dapat beraktifitas, berkontribusi dan berprestasi, karena pekerjaan ini merupakan bagian dari tujuan hidupnya. Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya, tenaga dan upaya dapat diarahkan kepada tujuan yang ia inginkan. Yang kedua adalah selalu disiplin terhadap segala hal yang ia lakukan. Ia sangat memperhatikan keakuratan dari apa saja yang ia lakukan. Paling sederhana adalah bagaimana ia menyikapi terhadap janji dengan orang lain, apakah ia tepati atau sering terlambat untuk memenuhi janji tersebut. Selain itu juga sikapnya terhadap pekerjaan, apakah ia suka menunda-nunda atau berusaha memanfaatkan waktu dengan seefektif mungkin. Yang ketiga adalah tanggung jawab, segala tugas yang diberikan akan diselesaikan dengan baik dan tuntas bukan karena terpaksa atau takut akan pimpinan, karena memang dirinya mau menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan kemampuan yang ia miliki. Jika ada permasalahan dirinya selalu berusaha untuk menghadapi dan menyelesaikan hingga tuntas. Yang keempat adalah kreatif dan innovative, dengan ia berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dengan berbagai solusi yang ia hasilkan. Tak heran jika akan mmpu keluar dari berbagai kesulitan dantantangan pekerjaan dan kehidupan. Yang kelima adalah berkomitmen terhadap integritas, yaitu selalu menyelaraskan pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Ia selalu berpegang teguh terhadap aturan dan norma yang berlaku. Keenam adalah bertindak dengan memperhatikan segala resiko yang harus dihadapi. Bertindak tidak hanya bertindak saja, namun ia memperhatikan perhitungan-perhitungan dengan membuat perencanaan sebelum ia melakukan tindakan konkrit. Karena sudah memperhatikan resiko yang akan ia hadapai, ia sudah siapkan berbagai cara untuk menghadapi dan menghindari kesalahan dalam mencapai apa yang ia ingin capai. Ketujuh adalah seorang entrepreneur selalu bersiap diri untuk mendapatkan umpan balik baik yang positif maupun negatif. Sebelum ia mendapat umpan balik dari orang lain, ia mampu untuk mengevaluasi dirinya. Ia juga tidak sungkan-sungkan untuk mengubah jalannya yang dianggap tidak sesuai untuk pencapaian yang ia inginkan. Kemudian ia mendapat dan menerima masukkan umpan balik dari orang sekitarnya karena ia sadar bahwa orang lain tersebut merupakan bagian dari dirinya dalam pencapaian sukses yang akan ia capai. Kedelapan adalah belajar setiap kesempatan, ia menyadari bahwa keidupan tidak akan pernah lepas dari yang namanya belajar. Belajar pun tidak hanya di kampus atau di lembaga pendidikan lainnya. Belajar dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun.
Delapan karakter inilah yang akan membuat individu memiliki mentalitas sebagai seorang entrepreneur yang handal, termasuk empat pegawai pemerintah yang saya temui tersebut. Apapun yang menjadi profesi dan pekerjaannya ia akan tetap mencapai sukses dengan mentalitas ini, tanpa merubah profesinya menjadi seorang pengusaha. Keep on spirit for better 1ndONEsia...,
Wicaksana untuk 1ndONEsia 2012
Komentar