Langsung ke konten utama

ANTARA PENGHASILAN, KEBAHAGIAAN, DAN KEPAHLAWANAN



“I'm only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me
It's not easy to be me.”


Begitu kata Superman, dalam Superman (It’s Not Easy) karya Five For Fighting. Dalam lirik tersebut Superman berkeluh kesah bahwa dibalik kesuperan dirinya, ia merasa lelah dan terpenjara.
Superman terjebak dengan pekerjaan sebagai seorang superhero?

Hmm..

Apakah ada di antara kita yang merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Superman?
Apakah ada di antara kita yang merasa terjebak dalam pekerjaan kita?
Apakah ada di antara kita yang tidak sedang menikmati pekerjaan kita?
Entah ada atau tidak, namun yang jelas siapapun yang bekerja di dunia service excellence mempunyai kesamaan dengan Superman. Siapapun yang bekerja di dunia service excellence adalah seorang hero.

Siapa saja yang bekerja di dunia service excellence?
Service excellence mempunyai makna memberikan hasil kerja yang ekselen, yang di atas rata-rata. Jadi mereka yang bekerja di dunia itu adalah siapa saja yang mempunyai pekerjaan atau kegiatan yang mana hasil pekerjaan atau kegiatan tersebut diterima, dirasakan, dinikmati, dan mempengaruhi orang lain. Mulai presiden, ilmuwan nuklir, tentara, ahli media, operator mesin, resepsionis, pramusaji, ayah, sampai ibu, semua bekerja di bidang service excellence. Semua adalah seorang hero, pahlawan, bagi mereka yang menerima hasil kerjanya.

Pernahkah kita membayangkan betapa sebenarnya kita memang hero bagi mereka yang menerima hasil kerja kita?
Seorang presiden yang bekerja dengan baik bisa memperbaiki kehidupan rakyatnya adalah hero.
Seorang ilmuwan nuklir yang mampu menghasilkan karya bagi manfaat orang banyak adalah hero.
Seorang perawat yang bisa membantu dokter dan pasien dengan adalah hero.
Seorang trainer yang bisa memberikan sekelumit manfaat bagi peserta pelatihannya adalah seorang hero.
Seorang pramusaji yang membantu seorang tamu untuk menikmati makanan pesanannya secara luar biasa adalah hero.
Seorang tukang semir yang memberikan penampilan luar biasa pada seorang direktur bank, melalui kilap sepatunya, adalah hero.
Apalagi seorang ayah atau ibu yang mampu menjamin masa depan bangsa ini melalui bimbingan mereka pada anak-anaknya, mereka adalah hero.
Bila kita sedang merasa terjebak dalam pekerjaan kita sekarang ini, ingatlah bahwa kita adalah seoranghero.
Kalau kita sedang tidak menikmati pekerjaan ini, lihatlah bahwa kita adalah seorang hero.
Paling tidak, kita bisa memilih untuk menjadi seorang hero.
Bila pekerjaan kita betul-betul ga asik, bos kita ngaco, teman-teman kerja kita ga bener kerjanya, dan lain sebagainya, apakah kita perlu tetap untuk memilih menjadi seorang hero? Mengapa?

Dalam bekerja apa saja komponen penghasilan kita? Gaji pokok, uang hadir, tunjangan jabatan, uang makan, service charge, uang prestasi, dan lain sebagainya. Itu semua dinamakan penghasilan fisik alias penghasilan material. Ada satu lagi jenis penghasilan yang sebenarnya kita dapat melalui pekerjaan kita, walaupun sering kali kita tidak menyadarinya. Penghasilan tersebut dinamakan penghasilan spiritual aliasimmaterial.

Penghasilan material, tentu saja, sudah ditentukan oleh kontrak kita pada awal kerja. Seandainya ada komponen yang fluktuatifpun, biasanya tidak terlalu menonjol lompatan-lompatannya. Penghasilan material sering kali menjadi sumber iri dan dengki, sampai-sampai di dunia kerja timbul istilah PGPS (Pintar Gob*** Penghasilan Sama).

Penghasilan spiritual alias immaterial (boleh juga disebut penghasilan ethereal) ini yang menarik. Dia sangat fluktuatif mengikuti tingkat manfaat hasil kerja kita. Semakin tinggi kualitas hasil kerja kita, semakin baik cara kita bekerja, semakin banyak pihak yang puas dengan pekerjaan kita (terlepas mereka mengenal kita atau tidak), maka semakin tinggi jumlah penghasilan spiritual yang kita dapat. Penghasilan spiritual adalah energi hidup yang kita hasilkan dari upaya kita.

Hubungan antara penghasilan material dan penghasilan spiritual bisa kita ibaratkan seperti hubungan mobil dan bahan bakarnya. Tidak peduli betapa bagusnya sebuah mobil, ia memerlukan bahan bakar untuk mampu berfungsi secara optimal. Semakin bagus mutu bahan bakar yang digunakan sebuah mobil, semakin baik pula kinerja mobil tersebut. Tentu saja, semakin buruk mutu bahan bakar, semakin ngos-ngosan pula kinerja mobil itu.. bahkan bisa tiba-tiba minta bongkar mesin.
Cukup jelas kan?

Kita kembali dulu kepada para (superhero tadi.
Superman, Spiderman, atau Batman memilih menjadi (superhero bukan hanya karena kebaikan hati mereka. Mereka melakukan itu juga demi diri mereka sendiri. Superman bertindak sebagai (superherodemi sebuah memori akan kejayaan orang tua biologisnya dan planet Krypton. Spiderman menjalankan misi (superhero untuk membuat seorang Peter Parker (identitasnya sebagai orang kebanyakan) merasa bernilai. Batman mengenakan topeng dan kostum untuk membayar hutang masa lalunya. Ya. Coba cermati semua kisah (superhero yang kita tahu, mereka melakukan tugas (superhero bukan semata-mata demi orang lain, namun demi diri mereka juga.

Seperti para (superhero itu, kita juga perlu memilih untuk menjadi hero demi sebuah alasan pribadi, yaitu agar ‘mobil’ kita tidak mogok alias agar penghasilan material kita mempunyai nilai, mempunyai energi, yang positif dan berfungsi optimal. Mobil yang berfungsi dengan baik pasti sangat membahagiakan sang pemilik. Penghasilan yang berfungsi dengan prima pasti membuat kita merasa berdaya dan bahagia. Siapa yang tidak ingin berdaya dan bahagia?

“And they say that a hero can save us.
I’m not gonna stand here and wait.
i'll hold onto the wings of the eagles.
watch as they all fly away.”

Apa yang dikatakan Nickelback dalam Hero (soundtrack Spiderman, 2002) tepat. Kita tidak perlu menunggu datangnya seorang hero yang bisa mengubah pekerjaan kita menjadi luar biasa baik dan menyenangkan. Kita sendiri bisa memilih untuk bertindak sebagai hero. Kita sendiri bisa memilih untuk menjadikan pekerjaan kita sesuatu yang luar biasa. Itu semua demi sebuah alasan yang sangat personal, agar kita bahagia dan berdaya.

Selamat meng-hero­-kan diri dan mendirikan hero

- Nugroho Nusantoro -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga