Kesal,
sah-sah saja kita ungkapkan terhadap apapun yang membuat kita
kesal. Kenyataan yang terjadi, seringkali kita terjebak dengan mudah menemukan
sesuatu yang kita kesali. Seorang Ibu yang sering mengomel karena kenakalan
anaknya, seorang suami yang sering kesal dengan kecewetan istrinya, sahabat yang
kesal karena sering diabaikan oleh temannya, seorang pengemudi kesal dengan
ketidakdisiplinan dijalan supir angkutan di jalan, atasan yang sering marah karena
kesalahan pekerjaan bawahan, dan kekesalan-kekesalan lainnya.
kesal. Kenyataan yang terjadi, seringkali kita terjebak dengan mudah menemukan
sesuatu yang kita kesali. Seorang Ibu yang sering mengomel karena kenakalan
anaknya, seorang suami yang sering kesal dengan kecewetan istrinya, sahabat yang
kesal karena sering diabaikan oleh temannya, seorang pengemudi kesal dengan
ketidakdisiplinan dijalan supir angkutan di jalan, atasan yang sering marah karena
kesalahan pekerjaan bawahan, dan kekesalan-kekesalan lainnya.
Kekesalan
kecil dengan cepat kita temukan ketika kekesalan besar sudah kita
atasi dengan baik. Sebenarnya mudah saja, kekesalah adalah pilihan, kekesalan itu
terjadi pada kita hanya jika kita inginkan. Sebaliknya, kita pun dapat saja tidak kesal pada
apa saja. Kita akan dapat menerima segala sesuatunya sebagaimana ia adanya.
atasi dengan baik. Sebenarnya mudah saja, kekesalah adalah pilihan, kekesalan itu
terjadi pada kita hanya jika kita inginkan. Sebaliknya, kita pun dapat saja tidak kesal pada
apa saja. Kita akan dapat menerima segala sesuatunya sebagaimana ia adanya.
Bila
kita analisa, mengapa kekesalan muncul dalam diri kita ? jawabannya adalah
karena kita menggunakan semua aturan yang ada dalam pikiran kita untuk menilai
keadaan apapun pada orang lain. Meski tak sepenuhnya kita mampu mengubah apa
yang terjadi. Merubah apa yang ada dalam pikiran atau benak kita adalah hal yang
lebih penting. Bila perlu, buanglah segala aturan yang kita gunakan untuk meneropong
orang lain dengan kacamata kita. Sesungguhnya aturan itu hanya berlaku bagi diri
kita. Dan, gunakan itu untuk mengukur diri kita sendiri. Itu jauh lebih berharga
ketimbang terus mencari celah orang lain yang membuat kita kesal yang pada akhirnya
membuat bilur-bilur penyesalan dengan respon yang kita berikan.
Semoga
awan-awan kelabu berlindung kilasan2 petir di atas kepala yang membuat karena kita menggunakan semua aturan yang ada dalam pikiran kita untuk menilai
keadaan apapun pada orang lain. Meski tak sepenuhnya kita mampu mengubah apa
yang terjadi. Merubah apa yang ada dalam pikiran atau benak kita adalah hal yang
lebih penting. Bila perlu, buanglah segala aturan yang kita gunakan untuk meneropong
orang lain dengan kacamata kita. Sesungguhnya aturan itu hanya berlaku bagi diri
kita. Dan, gunakan itu untuk mengukur diri kita sendiri. Itu jauh lebih berharga
ketimbang terus mencari celah orang lain yang membuat kita kesal yang pada akhirnya
membuat bilur-bilur penyesalan dengan respon yang kita berikan.
kesal dengan mudah kita tepis.........
Wicaksana, 2013
Komentar