Langsung ke konten utama

JANGAN BIARKAN RASA KESAL MEMBELENGGU DIRI











Kesal, sah-sah saja kita ungkapkan terhadap apapun yang membuat kita
kesal. Kenyataan yang terjadi, seringkali kita terjebak dengan mudah menemukan
sesuatu yang kita kesali. Seorang Ibu yang sering mengomel karena kenakalan
anaknya, seorang suami yang sering kesal dengan kecewetan istrinya, sahabat yang
kesal karena sering diabaikan oleh temannya, seorang pengemudi kesal dengan
ketidakdisiplinan dijalan supir angkutan di jalan, atasan yang sering marah karena
kesalahan pekerjaan bawahan, dan kekesalan-kekesalan lainnya.
Kekesalan kecil dengan cepat kita temukan ketika kekesalan besar sudah kita
atasi dengan baik. Sebenarnya mudah saja, kekesalah adalah pilihan, kekesalan itu
terjadi pada kita hanya jika kita inginkan. Sebaliknya, kita pun dapat saja tidak kesal pada
apa saja. Kita akan dapat menerima segala sesuatunya sebagaimana ia adanya.
Bila kita analisa, mengapa kekesalan muncul dalam diri kita ? jawabannya adalah
karena kita menggunakan semua aturan yang ada dalam pikiran kita untuk menilai
keadaan apapun pada orang lain. Meski tak sepenuhnya kita mampu mengubah apa
yang terjadi. Merubah apa yang ada dalam pikiran atau benak kita adalah hal yang
lebih penting. Bila perlu, buanglah segala aturan yang kita gunakan untuk meneropong
orang lain dengan kacamata kita. Sesungguhnya aturan itu hanya berlaku bagi diri
kita. Dan, gunakan itu untuk mengukur diri kita sendiri. Itu jauh lebih berharga
ketimbang terus mencari celah orang lain yang membuat kita kesal yang pada akhirnya
membuat bilur-bilur penyesalan dengan respon yang kita berikan.
Semoga awan-awan kelabu berlindung kilasan2 petir di atas kepala yang membuat
kesal dengan mudah kita tepis.........


Wicaksana, 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Soerabaia 45 (1990)

Soerabaia 45  adalah  Film perjuangan   Indonesia  yang dirilis pada tahun  1990 . Film yang disutradari oleh  Imam Tantowi  ini dibintangi antara lain oleh  Nyoman Swadayani ,  Leo Kristi  dan  Usman Effendy . Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah direkonstruksi ulang sebagai sebuah visual ulang kisah heroik itu dari kacamata rakyat biasa. Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby. Surabaya  | Berbekal materi yang diadaptasi dari buku Peristiwa 10 November 1945 yang diterbitkan Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang diprakarsai oleh almarhum Bapak Blegoh Soema