Semangat Pagi SOBAT INDONESIA !!
Banyak pakar, ahli dan orang membahas mengenai sebuah kesuksesan. Setiap individu memiliki versi sukses mereka masing-masing. Tiap individu dengan individu lainnya belum tentu bahkan berbeda dalam memaknai kata ‘sukses’.
Saya teringat akan sebuah cerita menarik mengenai Tommy kecil. Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, ” Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.” sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ” anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.” Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews adalah ibunya Tommy. Ia tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Tommy dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Tommy, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti… untunglah sang Maestro memiliki Ibu yang sangat mencintainya.. sehingga Tommy berpeluang menjadi sang Maestro dalam penemuan yang bersejarah bagi umat manusia. Dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Mengapa ? karena kepedulian ibunya terhadap dirinya yang sangat dalam.
Jadi mengapa tema ‘success start from home’ saya angkat. Saya meyakini bahwa peran keluarga sangatlah penting buat perkembangan seorang individu. Di dalam sebuah keluarga kita akan mendapatkan landasan yang sangat filosofis sehingga diri kita siap dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Pembentukkan spiritual dan emotional quotient terbangun baik dalam keluarga. Bisa dibayangkan jika sebuh keluarga tidak memiliki dasar spiritual dan emotional Quotient yang baik. Berat rasanya bagi seorang individu melangkah lebih jauh lagi dalam menempuh kehidupnnya.
Cinta dan kasih merupakan kunci yang kedua yang harus dikembangkan dalam sebuah keluarga. Cinta dan kasih merupakan komitmen yang utuh dan tak terpisahkan dari sebuah konsep keluarga. Cinta yang tidak bersayarat, keberlimpahruahan kasih dan perhatian akan memberikan pandangan yang berbeda dalam menghadapi kehidupan. Individu akan merasa dihargai dan diberikan dukungan dalam menghadapi kehidupannya. Hal ini akan membuat dirinya memperlakukan hal yang sama dengan orang lain dan lingkungannya. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan menjadi sebuah budaya tentunya budaya yang BAIK. Dari keluargalah kita dikenalkan adanya perbedaan dan keunikan serta keberagaman yang ad adi dunia ini. Bagaimana dengan keberagaman dan keunikannya berkomunikasi dan bersinergi. Semua dipersatukan dengan kata CINTA. Dengan kata tersebut banyak karya yang luar biasa yang dapat dihasilkan untuk kemajuan umat manusia di dunia ini. Sehingga perasaan aman dan nyaman dapat dirasakan dalam menjalani kehidupan.
Pendidikan merupakan factor penting dalam membangun sisi kognitif, afektif, dan konatifnya. Pendidikan yang dilandaskan oleh CINTA dapat membentuk sosok individu yang memiliki kekayaan hati untuk berbagai, kekuatan diri dalam berpikir dan bertindak dan kerendahan hati dalam bersikap dan berperilaku ditengah-tengah masyarakat.
Keluarga sebagai struktur kemasyarakatan yang terkecil merupakan peran kunci dalam menentukan keberhasilan individu dalam menghadapi kehidupannya. Untuk itu keluarga harus memiliki parameter/indicator dalam mencapai keberhasilannya. Ada 4 indikator yang dikatakan oleh Rasulullah mengenai keluarga yang berhasil, yaitu : pertama memiliki istri/suami yang sholeh, anak-anak yang sholeh, sahabat-sahabat yang sholeh dan risky yang selalu dekat dengan keluarga. Dengan tercapainya 4 indikator tersebut, setiap individu akan menuai kesuksesannya masing-masing dengan berbagai versinya di kemudian hari….
Ingatlah bahwa sukses berawal dari rumah…, kesuksan yang kita miliki merupakan kesuksesan bagi keluarga, orang lain, dan lingkungan.., semoga kita semua menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri, orang lain dan lingkungan. Selamat meraih sukses…SOBAT!!
Salam SOBAT !!
wicaksana@ februari 2009
Banyak pakar, ahli dan orang membahas mengenai sebuah kesuksesan. Setiap individu memiliki versi sukses mereka masing-masing. Tiap individu dengan individu lainnya belum tentu bahkan berbeda dalam memaknai kata ‘sukses’.
Saya teringat akan sebuah cerita menarik mengenai Tommy kecil. Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, ” Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.” sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ” anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.” Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews adalah ibunya Tommy. Ia tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Tommy dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Tommy, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti… untunglah sang Maestro memiliki Ibu yang sangat mencintainya.. sehingga Tommy berpeluang menjadi sang Maestro dalam penemuan yang bersejarah bagi umat manusia. Dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Mengapa ? karena kepedulian ibunya terhadap dirinya yang sangat dalam.
Jadi mengapa tema ‘success start from home’ saya angkat. Saya meyakini bahwa peran keluarga sangatlah penting buat perkembangan seorang individu. Di dalam sebuah keluarga kita akan mendapatkan landasan yang sangat filosofis sehingga diri kita siap dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Pembentukkan spiritual dan emotional quotient terbangun baik dalam keluarga. Bisa dibayangkan jika sebuh keluarga tidak memiliki dasar spiritual dan emotional Quotient yang baik. Berat rasanya bagi seorang individu melangkah lebih jauh lagi dalam menempuh kehidupnnya.
Cinta dan kasih merupakan kunci yang kedua yang harus dikembangkan dalam sebuah keluarga. Cinta dan kasih merupakan komitmen yang utuh dan tak terpisahkan dari sebuah konsep keluarga. Cinta yang tidak bersayarat, keberlimpahruahan kasih dan perhatian akan memberikan pandangan yang berbeda dalam menghadapi kehidupan. Individu akan merasa dihargai dan diberikan dukungan dalam menghadapi kehidupannya. Hal ini akan membuat dirinya memperlakukan hal yang sama dengan orang lain dan lingkungannya. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan menjadi sebuah budaya tentunya budaya yang BAIK. Dari keluargalah kita dikenalkan adanya perbedaan dan keunikan serta keberagaman yang ad adi dunia ini. Bagaimana dengan keberagaman dan keunikannya berkomunikasi dan bersinergi. Semua dipersatukan dengan kata CINTA. Dengan kata tersebut banyak karya yang luar biasa yang dapat dihasilkan untuk kemajuan umat manusia di dunia ini. Sehingga perasaan aman dan nyaman dapat dirasakan dalam menjalani kehidupan.
Pendidikan merupakan factor penting dalam membangun sisi kognitif, afektif, dan konatifnya. Pendidikan yang dilandaskan oleh CINTA dapat membentuk sosok individu yang memiliki kekayaan hati untuk berbagai, kekuatan diri dalam berpikir dan bertindak dan kerendahan hati dalam bersikap dan berperilaku ditengah-tengah masyarakat.
Keluarga sebagai struktur kemasyarakatan yang terkecil merupakan peran kunci dalam menentukan keberhasilan individu dalam menghadapi kehidupannya. Untuk itu keluarga harus memiliki parameter/indicator dalam mencapai keberhasilannya. Ada 4 indikator yang dikatakan oleh Rasulullah mengenai keluarga yang berhasil, yaitu : pertama memiliki istri/suami yang sholeh, anak-anak yang sholeh, sahabat-sahabat yang sholeh dan risky yang selalu dekat dengan keluarga. Dengan tercapainya 4 indikator tersebut, setiap individu akan menuai kesuksesannya masing-masing dengan berbagai versinya di kemudian hari….
Ingatlah bahwa sukses berawal dari rumah…, kesuksan yang kita miliki merupakan kesuksesan bagi keluarga, orang lain, dan lingkungan.., semoga kita semua menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri, orang lain dan lingkungan. Selamat meraih sukses…SOBAT!!
Salam SOBAT !!
wicaksana@ februari 2009
Komentar