Assalamualaikum Wr. Wb. dan Semangat Pagi SOBAT
Indonesia !
Dalam sebuah group WA ada yang membagikan
tulisan Prof. Sarlito Wirawan, yang merupakan guru besar Psikologi, akrab
dipanggil dengan Mas Ito. Berbekal sedikit pengetahuan dan minat yang
lumayanlah terhadap pewayangan dan tokohnya, menjadi hal yang menarik bagi saya
untuk menambah pengetahuan dan semakin memahami tentang tokoh dan pewayangan. Apalagi
tulisan ini di bagikan oleh penulis dan tokoh yang luar biasa terkait dengan
perubahan dan kearifan timur, Jusuf Sutanto.
Sebelum membahas pewayangan, berpapasanlah saya
dengan Pak Jusuf Sutanto, yang selalu menarik adalah setiap kali bertemu dengan
beliau, pemahaman saya akan memahami dunia ini semakin bertambah. Jadi tidak
pernah yang namanya sia-sia di setiap pertemuan dengan beliau, alhamdulillah. Ada
hal yang menarik dan semoga saya tepat dalam memahaminya, terkait konsep
bagaimana melihat tahun baru, yaitu selalu melihat hal-hal yang ada di depan
dan baru, sedangkan tahun baru dapat dimaknai bahwa, hasil saat ini dapat
dinikmati karena proses yang dilakukan di masa lalu. Lalu apa korelasi dengan
tokoh Bima yang ditulis oleh Mas Ito dan pernyataan Pak Jusuf, bahwa masa
lalulah yang mengajarkan kita bagaimana hidup untuk dimasa yang akan datang.
Berikut ini adalah tulisan dari Mas Ito tentang
Werkudara/Werkudoro atau Bima yang dicuplik dari koran Sindo 3 April 2016.
***
Dalam pewayangan, Bima adalah
nomor dua dari lima bersaudara Pandawa. Seperti tokoh-tokoh wayang lainnya,
Bima juga punya banyak nama alias, di antaranya yang terkenal adalah Bratasena,
Werkudara dan Kusumayuda atau Kusumadilaga. Dua yang terakhir berarti bunga
peperangan atau pahlawan perang (Kusuma artinya bunga, Yuda atau Laga artinya
perang) dan yang diperangi oleh para Pandawa adalah kemungkaran, kebathilan,
dan kejahatan.
Werkudara, nama lain Bima,
berarti Perut Serigala, yaitu perut yang dalam istilah anak muda sekarang
dinamakan six pax, kencang, berotot dan nampak seperti enam kotak, tiga di kiri
dan tiga di kanan, jauh dari gendut. Sedangkan tubuhnya sendiri paling tinggi
besar di antara saudara-saudaranya. Bahkan di antara semua sosok wayang kulit
yang dijejer di layar (pekayon), sosok Bima paling menonjol. Di antara
senjatanya yang sakti adalah gada Rujakpala yang bisa menghancurkan kepala
raksasa sebesar gunung dan kuku Pancanaka yang melekat di kedua ibu jari tangannya
yang mampu memburaikan usus dari perut penjahat yang paling sakti sekalipun.
Yang juga menjadi ciri khas Bima
adalah bahwa dia tidak bisa berbahasa Jawa kromo (halus, tingkat tinggi),
apalagi kromo inggil (tingkat bahasa Jawa tertinggi yang biasanya diucapkan
hanya kepada raja atau orang yang sangat dihormati). Bima hanya bisa berbahasa
Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa kasar, tingkat rendah yang biasa digunakan oleh
sesama pemulung di Solo, atau oleh bangsawan terhadap hamba sahayanya. Bahkan
kepada Dewa yang turun dari kayangan Bima berbicara ngoko, sementara semua
tokoh wayang yang lain, termasuk kakaknya, Yudistira (sulung dari Pandawa) dan
Batara Kresna (manusia setengah dewa, penasihat Pandawa) berbahasa kromo inggil
pada sanga Dewa.
Tetapi tidak ada yang marah pada
Bima, apalagi mem-bully dia melalui twitter, karena semua orang tahu bahwa Bima
berhati lembut, baik hati, welas asih kepada yang lemah, membela orang kecil
dan yang terpenting Bima selalu bicara apa adanya, selalu jujur, tidak pernah
berbohong, tidak pernah “menusuk dari belakang”. Bahkan dalam lakon “Bale
sigala-gala” Bima menangis sampai mencucurkan air mata ketika menunggui ibu dan
saudara-saudaranya yang ketiduran berbantalkan batu karena kelalahan ketika
keluarga Pandawa diusir ke hutan selama 12 tahun oleh saudara-saudara sepupu
mereka para Kurawa. Dalang kondang Ki
Narto Sabdo (almarhum), yang dianggap empunya dari semua dalang, menggambarkan
Bima dalam pocapan-nya (kalimat indah untuk memperkenalkan sosok atau
menggambarkan situasi tertentu) dengan kata-kata “Yen atos kaya waja, yen lemes
kaya kinarya tali” (kalau keras bagaikan baja, namun kalau lemah lembut
bagaikan tali). Jadi Bima ini memang salah satu tokoh yang luar biasa dalam
dunia pewayangan, khususnya dalam kisah Mahabarata.
***
Tepat setelah saya membaca tulisan ini, posisi
saya sedang mengantri untuk membayar belanjaan saya di sebuah minimart. Tidak berapa
lama, seseorang masuk dalam minimart langsung menuju kasir. Hmmm…berpakaian
rapi, batik yang merupakan ciri khas orang Indonesia, ada uban (rambut putih)
yang mewarnai hitam rambutnya (mencirikan usia juga sudah tidak muda lagi),
sekilas saya lihat turun dari kendaraan yang terbilang mewah, dan apakah ini
salah satu ciri orang Indonesia yang tidak mau antri? Jelas, jika ia tidak
membawa belanjaan akan membeli rokok, hmmm…apakah semua perokok juga demikian? Saya
yakin, di republik tercinta ini, banyak juga para perokok yang tetap antri
walau Cuma beli rokok di sebuah minimart.
Saat itu antrian sangat panjang, seperti
permainan ular naga panjangnya…, kebetulan saya tepat di belakang posisi
antriannya. Satu demi satu kasir terus melayani antrian yang panjang tersebut. Saya
terus perhatikan dan bertanya, “apakah kasir mengetahui bahwa Bapak berpakain
batik sudah menanti untuk dilayani?” faktanya, sang kasir tetap asik melayani
pelanggan di antrian. Waaaah..Bapak yang berpakian batik tersebut, secara fisik
lebih besar dan tegap dibandingkan sang kasir. Kelihatan muka si Bapak tersebut
merah padam, apakah karena tidak dilayani segera?. Tapi Bapak itu tetap
menunggu, pastinya semakin gelisah.
Tibalah saya untuk dilayani oleh kasir
tersebut, saya sampaikan Bapak yang berpakaian batik tersebut silakan dilayani
terlebih dahulu. Dengan santun dan ramah ia mulai melihat wajah Bapak tersebut
dan mulai melayani permintaan Bapak.
Dengan nada santun dan sikap yang ramah, ia
mengatakan “terima kasih sudah berbelanja di toko kami, mohon lain kali Bapak
ikut antrian yang ada.” Jleb…jleb…jleeeeeb!!! aw...awww...awwww!!
Saya tidak terbayang perasaan Bapak berpakaian
Batik itu, saat meninggalkan minimart yang dinasehati oleh anak muda penjaga
kasir yang berpenampilan sederhana namun punya keteguhan dan prinsip kebenaran.
Bukan menggunakan bahasa yang formal, namun nada yang lembut dan memiliki
kekuatan yang luar biasa dari pesan non verbal yang “menyetrab” Bapak itu
sampai menghabiskan antrian, dan plus memberikan umpan balik verbal atas
perbuatannya. Dahsyat!
Sama seperti tokoh Bima, senantiasa berpegang
teguh dengan prinsip kebenaran yang ia dapatkan melalui kontemplasi diri dan
menerapkannya dengan rasa percaya diri yang luar biasa. Bukan badannya yang
besar seperti Bima dengan kuku yang panjang serta menggunakan senjata gada. Namun
kasir tersebut memiliki “kebesaran” Bima dalam dirinya !
Saya juga sampaikan, rasa salut saya kepada
dirinya. Demikian juga kepada Mas Ito yang telah menulis tulisan Bima ini dan
juga Pak Jusuf yang telah membagikan tulisan ini via WA Group. Terima kasih
para guru-guru kehidupan yang telah
mengajarkan kepada saya untuk bisa membesarkan diri saya dengan selalu berpijak pada kebenaran!
Tetap Berbagi dan Belajar untuk Indonesia Lebih
Baik!
Wicaksana, 120416
Komentar
As a matter of fact, Wesley was in the military-and soon after leaving-he found hidden, "mind control" secrets that the CIA and others used to obtain whatever they want.
These are the EXACT same tactics lots of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and elite business people used to become wealthy and successful.
You've heard that you utilize only 10% of your brain.
Mostly, that's because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Maybe this thought has even taken place IN YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain about 7 years back, while driving an unregistered, beat-up trash bucket of a car without a license and $3.20 on his debit card.
"I'm very fed up with going through life check to check! Why can't I become successful?"
You've taken part in those types of conversations, isn't it so?
Your success story is going to start. Go and take a leap of faith in YOURSELF.
CLICK HERE To Find Out How To Become A MILLIONAIRE
setelah membaca sepenggal cerita yg ditulis kakak, sangat memotivasi saya untuk belajar dan mendalami pewayangan
Terimakasih untuk postingan yang bermanfaat ini.