Assalamualaikum Wr. Wb. Dan semangat Pagi Sobat Indonesia !
Entah kenapa pembicaraan dengan
sahabat tiba-tiba mengarah pada pertanyaan ini. “Menjemput Impian atau sekedar
bekerja?” berat juga diskusi bulan ini. Sebenarnya wajar pertanyaan ini
digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi diri, apakah saat ini yang kita
lakukan merupakan bagian dari mimpi yang sedang dibangun atau sekedar bekerja
untuk memenhi kebutuhan hidup atau status saja.
Mundur 15 menit yang lalu,
pembicaraan diawali sahabat bertanya tentang obrolan adiknya dengan teman-teman
yang lainnya. Sebut saja Adi, 20 tahun baru saja lulus dari salah satu
Universitas Negeri terkemuka di Jakarta. Nilai kelulusan Adi termasuk yang
biasa-biasa saja, tidak buruk dan juga tidak terlalu bagus, ya dapat dikatakan
sedang-sedang saja. Kegiatan Adi selain kuliah, juga memiliki kegemaran yang
sedang popular pada saat ini, sebut saja fotografi. Dia telah menekuni bidang
ini sejak masuk salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa bidang Fotografi sejak kuliah tahun pertama.
Di satu sisi Adi sangat ingin mengembangkan bakatnya sembari mencari sesuap
nasi, namun di sisi lain tekanan dari keluarga yang ingin Adi cepat memiliki
pekerjaan tetap atau lebih baik lagi jika Adi menjadi seorang Pegawai Negeri. Di tahap ini biasanya
timbul suatu keragu-raguan yang nantinya bisa jadi suatu boomerang atau mungkin dapat menjadi sesuatu kesuksesan yang tidak
disangka.
Bagi Adi merupakan pertanyaan
yang besar dan sangat sulit berhadapan dengan keinginan diri sendiri, namun
satu sisi lagi lngkungan menuntut hal yang berbeda dari apa yang diinginkan.
Bagaimana Adi atau kita yang berhadapan dengan hal ini?
Pilihan, perubahan dan prinsip
menjadi hal yang selalu hadir dalam kehidupan kita. Menyikapi hal tersebut kita
dituntut memahami diri kita sendiri (self awareness). Jika bicara bakat (talent),
ada dua hal yang harus dikenali, yaitu pertama kemampuan (aptitude) dan kedua
adalah minat (interest). Bagaimana bisa
memahami kedua hal tersebut. Ini menjadi sangat penting dalam akselerasi dalam
pencapaian mimpi. Saya selalu menganalogikan bahwa yang namanya minat itu akan
menjadi petunjuk arah. Sedangkan kemampuan adalah energi pendorong yang akan
menentukan kecepatan dalam pencapaian mimpi. Jika dipertemukan akan menjadi
faktor akselerasi yang sangat baik sekali.
Mengenai potensi kemampuan
(aptitude) dapat dilakukan evaluasi dengan menentukan kecerdasan atau IQ
(Inteligence Quotient). Tes kecerdasan yang banyak dikenal dengan IQ Test dapat
digunakan sebagai salah satu acuan pengukuran potensi. Fungsi dari kecerdasan
atau IQ adalah kemampuan dalam menangkap, mengelola, dan berespon dalam
pengambilan keputusan dan merespon hingga tindakan yang tepat. Sehingga semakin
tinggi IQ seseorang akan berkorelasi dengan kecepatan pengambilan keputusan dan
bertindak dengan tepat.
Sedangkan minat, merupakan keinginan
seseorang menekuni bidang-bidang tertentu. Tes inventori minat dikembangkan
oleh John Holland (1985), dikenal dengan Holland Vocational Test dan banyak
digunakan dalam menentukan karir. Alat test ini dapat membantu kita untuk
menentukan keminatan apa yang paling dominan dari 6 area peminatan yang telah
disederhanakan, yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Entrepreneur,
dan Conventional. Mari kita berkenalan sedikit dengan 6 bidang keminatan
tersebut.
Realistic, individu
dengan minat realistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang bersifat
praktis, cepat menangkap masalah dan mencari solusinya. Mereka menikmati
bekerja dengan tanaman, hewan, dan material-material lain yang terlihat,
seperti kayu, mesin, alat, dll. Mereka juga menyukai kegitan luar ruang.
Seringkali individu dengan minat realistic tidak menyukai pekerjaan yang
terutama melibatkan paper-work atau pekerjaan yang banyak berhubungan dengan
orang lain.
Investigative, individu
dengan minat investigative menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang lebih banyak
membutuhkan pemikiran mendalam, mereka juga menyukai bekerja dengan ide dan
kekuatan berpikir daripada melakukan aktivitas kerja fisik. Tipe ini menikmati
mencari fakta-fakta dan menganalisis masalah secara internal (aktivitas mental)
daripada melakukan aktivitas mem-persuasi atau mengarahkan orang lain.
Artistic, individu dengan
minat artistic menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang berhubungan dengan sisi
artistik dari sesuatu hal/benda/obyek, seperti bentuk, desain, dan pola-pola.
Mereka menyukai mengekspresikan diri dalam pekerjaan mereka. Tipe ini lebih
suka mengatur dan menyusun pola kerja mereka sendiri tanpa mengikuti
seperangkat aturan yang baku.
Social, individu dengan
minat social menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang berhubungan dengan
individu lainnya. Mereka senang membantu dan memajukan orang lain. Selain juga,
giat berupaya agar orang tersebut mau mengembangkan diri. Mereka lebih suka
berkomunikasi dengan orang lain daripada bekerja dengan obyek, mesin, atau data.
Mereka suka mengajar, memberikan saran, membantu, atau dengan kata lain
memberikan pelayanan pada orang lain.
Enterprising, individu
dengan minat enterprising menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang bersifat
memulai sesuatu atau membangun dari awal (start-up), termasuk juga melaksanakan
proyek. Tipe ini menyenangi hal-hal yang ‘berbahaya’, terutama dalam bisnis.
Disamping itu, mereka juga suka meyakinkan dan memimpin orang lain dan senang
membuat keputusan. Mereka menyukai mengambil resiko untuk mendapatkan
keuntungan. Tipe ini lebih menyukai segera mengambil tindakan daripada berpikir
mendalam.
Conventional, Individu
dengan minat conventional menyukai aktivitas-aktivitas kerja dengan aturan main
yang jelas. Mereka menyukai prosedur dan standar, dan tidak bermasalah dengan
rutinitas. Tipe ini lebih suka bekerja dengan data dan detail daripada bermain
dengan ide. Mereka juga lebih menyenangi pekerjaan dengan standar yang tinggi
dibandingkan harus membuat pertimbangan oleh diri mereka sendiri. Individu dengan
tipe ini menyukai pekerjaan dimana garis wewenang telah ditetapkan dengan
jelas.
Nah! Dengan melihat mencoba
memahami diri dari dua aspek yaitu kemampuan dan Minat. Semoga dapat membantu
memahmi diri dulu sebelum mengambil keputusan. Selain itu juga denganmemahami
diri bisa tidak terombang-ambing dalam keraguan. Karena setiap keraguan akan
mendatangkan kegagalan. Dan kegagalan tersebut akan berbuah keputusasaan,
karena kita tidak tahu apa yang benar-benar yang kita butuhkan untuk dicapai !.
Ada satu faktor lagi yang membuat
menjadi lebih “militan” atau tangguh dalam kurun waktu yang tak terhingga
(persistence), yaitu sikap
(attitude). Sikap adalah kecenderungan orang baik pikiran dan perasaan pada
sebuah obyek. Misal terkait obyek “kegagalan”, jika memiliki sikap negatif
dengan obyek kegagalan, kecenderungan ia akan menghindar (flight). Kalau perlu,
ia cari jalan yang aman dan tidak mau bersusah payah takut bertemu dengan yang
namanya kegagalan. Sikap positif, dengan objek yang sama “kegagalan”,
kecenderungan akan berprilaku lebih siap menghadapi kegagalan (fight). Ia akan
berpikir namanya keberhasilan dan kegagalan merupakan 2 sisi mata koin yang
tidak terpisahkan.
Memahami diri dengan kaca mata
kemampuan dan minat serta terbentuknya sikap yang dapat mendukung ketercapaian
dalam setiap langkahnya. Gak ada salahnya kan ngejar mimpi, berkarya, dan
pemberdayaan, serta hasilnya bukan hanya kita nikmati sendiri tapi juga
bermanfaat bagi banyak orang!
Nah, sebelum berargumen sama
lingkungan, baiknya kenali diri dan tunjukkan dengan prestasi. Jika suka di
fotografi dan juga memiliki kemampuan, kenapa tidak ! berprestasilah...dengan
itu lingkungan akan menghargai setiap keberhasilannya.
Tetap belajar dan berbagi untuk
indonesia lebih baik !
Wicaksana – Paramita, 2016
Komentar
Saya pernah mengikuti kemauan orang tua saya tetapi ditengah-tengah saya merasa tidak nyaman,akhirnya saya memilih keluar dr itu dan mengambil pilihan saya ,tp tetap menghindari kekecewaan orangtua.
Disitu saya berusaha sendiri tanpa "menyusahkan" orang tua,dan usaha yang saya jalani itu sebagai motivasi yg memecut semangat saya agar mendapat hasil yg lebih lebih lagi dari yg orang tua saya harapkan
Salam,
Sintia
To produce this keto diet service, licenced nutritionists, fitness couches, and top chefs have joined together to develop keto meal plans that are effective, painless, cost-efficient, and satisfying.
Since their launch in January 2019, hundreds of clients have already completely transformed their figure and health with the benefits a proper keto plan can offer.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-proven ones provided by the keto plan.