Langsung ke konten utama

RENUNGAN : Buahnya Shaum Nilai Akhlaknya Meningkat

Bahan Renungan.

Buahnya Shaum Nilai Akhlaknya Meningkat.



Setelah sebulan melaksanakan ibadah shaum dengan segala perjuangan dan pengorbanannya dalam lapar dan haus, dalam letih dan ngantuk serta dalam menahan diri dari segala godaan syahwat dan ego, maka insyaAllah telah meningkatkan nilai Akhlak kita. (Mudah2an kesadarannya dapt merasakan peningkatannya). Seperti lebih sabar, lebih empaty, lebih senang memberi dan lebih2 lainnya.

Mudah2an niat ibadah puasa kita tidak semata mendapatkan pahala instant. Namun didasari keikhlasan dan kecintaan kepada Allah semata. Dengan keyakinan Janji Allah pasti.

Maka akan muncul niat dan motif untuk terus ingin memelihara suasana qolbu yang tercerahkan selam ibadah shaum sebulan yang lalu.Hingga berdoa " Ya Rabb peliharalah kebaikan akhlak yang telah limpahkan, untuk menemani langkah kedepan sampai ketemu rhamadan kembali"

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Al Hasyr: 18 )“.

Ibadah shaum dapat dikatakan sukses bila nilai ketaqwaannnya meningkat dan diamalkan dengan istiqomah pada bulan-bulan mendatang dengan semangkin baik.

Beberapa Ulama menyampaikan :

Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin, atau orang yang hari esok sama dengan hari ini, orang itu akan merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin orang itu sungguh celaka, tetapi apa bila hari ini lebih baik dari kemarin, atau hari esok lebih baik dari hari ini, maka orang itu akan beruntung”.

Setelah dalam bulan rhamadan kita semua menerima hidayahNya, maka jadikan hidayah yang teramat sarat nilai, sebagai dasar beramal saleh dalam keseharian.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”(QS. Al Isra : 15 ).

Maka marilah kita melangkah dengan HidayahNya.....Aamiin..

Selamat Ied al-Fithr 1 Syawal 1435 H.
Taqabbalallahu minnaa wa minkum. Minal 'aidin wal faizhin.
Mohon maaf lahir dan batin, dan semoga Allah menerima amal ibadah puasa kita. Aamien.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga