Langsung ke konten utama

KRITIS...menjadi awal dalam KEMANDIRIAN !



Semangat Pagi SOBAT Indonesia....

Kertas kerja makin bertambah banyak seiring "deadline" tugas. Rasanya dengan kepadatan isi kepala yang luar biasa...rasanya semakin sulit berkata-kata. namun kali ini, rasanya beda sekali...jadi lebih sering "meluapkan" cerita-cerita, semoga tidak menjadi bosan dengan seringnya saya berkata-kata saat ini.

Namun di tengah perdebatan calon pendukung presiden, saya tidak tertarik untuk mengomentarinya. saya lebih tertarik pada fenomena bangsa Indonesia ini sudah lama "autopilot" dengan absennya tokoh kapten Pilotnya atau Pemimpin. menurut saya, anak bangsa ini semakin tumbuh dan berkembang tanpa sosok Ayah atau Pemimpin yang jelas dan dapat dijadikan pelita dalam kehidupan. 

Anak Bangsa ini sekarang bergeliat dengan berbagai sikap dan kemampuan dalam "kemandirian" nya. Dengan "pola asuh" yang makin tak tentu, membuat tv dan media menjadi "Bapak Asuh" nya. Kalau kesulitan dalam pelajaran atau pengetahuan bisa ditanyakan ke "mbah" Google. 

Banyak interaksi kemanusiannya yang semakin pudar...seperti yang sedang saya lakukan dengan menulis di tempat ini...hiks, Kacian Deh...."kembali ke laptop !"...ea..ea...eaaa!!

Membangun sebuah karakter dan kemadirian menjadi hal yang utama dan penting untuk dapat tidak sekedar ada ditengah-tengah kerumunan sosial, namun lebih dari kata "ada", yaitu "mengadakan" sesuatu ide dan hal-hal baru yang dapat berguna dan bermanfaat untuk keberlangsungan dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ini dan dapat mensejahterakan banyak umat manisia di muka bumi ini. Ini merupakan salah satu pilihan dari sekian banyak pilihan yang ada di depan wajah kita !...saatnya kita Memilih ! artinya "BERTINDAK"...itu yang disebut dengan KARAKTER!

”membangun Karakter Mandiri”. Bagaimana mengembangkan sebuah karakter mandiri bagi diri. Pertama timbulkan pertanyaan ”lha Kok?!”merupakan gambaran kritis dan keinginan untuk berkembang melalui belajar. Berusaha dengan gigih dan selalu memiliki keyakinan untuk ”Bisa!””ayoo tetap semangat !!” kata yang selalu terucap dalam menghadapi masa-masa penuh tantangan, kembali kepada hukum alam ”Niat-Proses-Hasil”, utamakan niat dan proses dalam setiap usaha, ”hasil merupakan hadiah””teruslah bermimpi”, membangun kreatifitas dan inovasi di setiap langkah pemecahan masalah, dan selalu mulai dari yang terkecil adalah ”DIRI” dan jadikan setiap tindakan dan kebiasaan yang baik menjadi Karakter.

Lho Kok ?! – Kepekaan Belajar dari orang lain dan lingkungan. Hari ini saya membaca sebuah editorial di surat kabar, mengenai kekhawatiran dan kecemasan akan perdagangan bebas antara asean dan china. Kekhawatiran sebenarnya bukanlah hal yang berlebihan, namun merupakan sikap kritis akan ketidaksiapan diri dalam menghadapi persaingan secara terbuka. Ketertinggalan strategi yang luar biasa antara Indonesia dan china sangat terlihat jelas hal yang paling sederhana mengenai regulasi. China sangat memperhatikan dan menjaga produk-produk  asing yang masuk ke china dengan sangat ketat, sedangkan kondisi Indonesia yang sebaliknya. Bahkan produk-produk berbahaya bagi kesehatan pun beredar luas.

Ilustrasi ini menggambarkan bahwa kepekaan harus dibangun dalam diri, sikap kritis dan mau mengembangkan diri harus sudah built in di dalam diri. Berbicara mengenai China ada hadis yang mengatakan bahwa kita harus menuntut ilmu hingga ke negeri China. Hal yang menarik, china saat ini menjadi negara yang patut diperhitungkan dalam kancah percaturan ekonomi dunia. Tidak hanya saat ini, namun kekaguman Marcopolo ia tuangkan dalam setiap tulisan perjalanan selam di china, dimana emas dan sutera berlimpah di negeri ini. Hal yang menarik lagi, dalam film fiksi 2012, film yang menggambarkan tentang bencana di bumi, semua umat manusia berjalan menuju China untuk dapat selamat, bahkan teknologi kapal canggih pun di bangun di sana. Memang ini cerita fiktif namun ini merupakan fenomena dimana China sangat diperhitungkan. Bagaimana membangun budaya belajar, beberapa karakter mengapa China bisa maju adalah membuka kepekaan.Dunia usaha tak lepas dari pengaruh kondisi lingkungan. Baik lingkungan terdekat di tempat tinggal atau lebih luas kondisi Negara.Baik politik maupun kebijakan ekonomi. Seperti naik turunnya harga bahan pokok. individu harus memiliki kepekaan dalam membaca kondisi. Keberani membuka diri pada hal-hal baru adalah hal yang utama. Waspada dan belajar dari pengalaman.”Pengalaman adalah guru yang paling berharga”filosofi ini berkembang di tengah masyarakat.”Jangan jatuh ke lubang yang sama”Pengalaman-pengalaman baik berupa hal buruk atau baik akan menjadikan kita dapat melakukan langkah berikutnya dalam setiap usahanya.

Jadi ubahlah kekhawatiran dan kecemasan untuk menjadi pemicu mau membuka diri dengan terus belajar. “Survival the Fittest” bukan yang terkuat menjadi PEMENANGNYA namun yang paling RESPONSIF-lah yang akan menjadi PEMENANGNYA! akhirnya… yang mau belajar dan mau mengembangkan diri akan dapat mengembangkan dunia !

Tetap Belajar dan Berbagi untuk Indonesia Lebih BAIK !....Salam SOBAT 

Wicaksana (c) 2014 @Nawi-Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Soerabaia 45 (1990)

Soerabaia 45  adalah  Film perjuangan   Indonesia  yang dirilis pada tahun  1990 . Film yang disutradari oleh  Imam Tantowi  ini dibintangi antara lain oleh  Nyoman Swadayani ,  Leo Kristi  dan  Usman Effendy . Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah direkonstruksi ulang sebagai sebuah visual ulang kisah heroik itu dari kacamata rakyat biasa. Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby. Surabaya  | Berbekal materi yang diadaptasi dari buku Peristiwa 10 November 1945 yang diterbitkan Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang diprakarsai oleh almarhum Bapak Blegoh Soema