Kepemimpinan bersama atau shared leadership merupakan konsekwensi logis (yang harus ditempuh) dari iklim keterbukaan (komunikasi dan hati) serta rasa saling menghargai dan percaya satu sama lain. Disamping itu tujuannya jelas deni membangun suasana yang mampu memberikan peluang setiap in dividu memberikan kontribusi ide ang beragam. keberagaman itulah yang aan menumbuhkan solusi ketiga yakni solusi bersama, yang bukan solusi dari pemilik ide orang per orang. Jangan lupa, solusi ketiga adalah solusi yang bersifat sinergis yangmamp memberikan hasil hebat, karena dibentuk oleh banyak kepala.
Karena itu SOBAT menerompetkan slogan "If two always agree, onlyone is needed!". Jika anggota lain hanya bisa setuju saja, maka dia tidak diperlukan di dalam team.
Kepemimpinan bersama dicirikan terutama dalam bentuk pengambilan keputusan atau decision making berdasarkan kemufakatan bersama. Tidak ada hak veto dari orang-per-orang untuk memaksakan keputusannya, sebagaimana jamak terjadi di dalam organisasi formal struktural yang hirarkis. Setiap individu memiliki satu hak suara, tidak terkecuali bagi Team Leader.
Kesimpulannya:
Yang menjadi pusat, yang menjadi boss, dan yang membuat semua anggota team tunduk padanya adala "KEPUTUSAN" atau decision. Keputusan yang bersifat sinergis dan 'owned' oleh seluruh angota team akan menanamkan komitmen yang kuat untuk memperjuangkannya hingga berhasil.
Sang leader (yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan) menempatkan dirinya sebagai bagian dari anggota team. Sang leader tidak berfungsi sebagai pemberi perintah, melainkan lebih sebagai fasilitator, akomodator dan komunikator di dalam team atau dengan pihak luar.
Segala aktivitas dalam PDCA sejak perencanaan (Planing), tindakan (Do), monitoring, analisa dan evaluasi (Check) serta langkah-langkah perbaikan (Action) diputuskan dan dilakukan bersama. Tentu, demi efisiensi dan efektivitas kerja diadakan pembagian tugas diantara anggota tim, namun secara esensial setiap individu diundang untuk memberikan kontribusinya.
Pembagian tugas tidak lantas menimbulkan sekat-sekat dan tembok pemisah yang rigid dan kaku sebagaimana di dalam organisasi struktural hirarkis. (Hillon I. Goa Founder of SOBAT Training)
Karena itu SOBAT menerompetkan slogan "If two always agree, onlyone is needed!". Jika anggota lain hanya bisa setuju saja, maka dia tidak diperlukan di dalam team.
Kepemimpinan bersama dicirikan terutama dalam bentuk pengambilan keputusan atau decision making berdasarkan kemufakatan bersama. Tidak ada hak veto dari orang-per-orang untuk memaksakan keputusannya, sebagaimana jamak terjadi di dalam organisasi formal struktural yang hirarkis. Setiap individu memiliki satu hak suara, tidak terkecuali bagi Team Leader.
Kesimpulannya:
Yang menjadi pusat, yang menjadi boss, dan yang membuat semua anggota team tunduk padanya adala "KEPUTUSAN" atau decision. Keputusan yang bersifat sinergis dan 'owned' oleh seluruh angota team akan menanamkan komitmen yang kuat untuk memperjuangkannya hingga berhasil.
Sang leader (yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan) menempatkan dirinya sebagai bagian dari anggota team. Sang leader tidak berfungsi sebagai pemberi perintah, melainkan lebih sebagai fasilitator, akomodator dan komunikator di dalam team atau dengan pihak luar.
Segala aktivitas dalam PDCA sejak perencanaan (Planing), tindakan (Do), monitoring, analisa dan evaluasi (Check) serta langkah-langkah perbaikan (Action) diputuskan dan dilakukan bersama. Tentu, demi efisiensi dan efektivitas kerja diadakan pembagian tugas diantara anggota tim, namun secara esensial setiap individu diundang untuk memberikan kontribusinya.
Pembagian tugas tidak lantas menimbulkan sekat-sekat dan tembok pemisah yang rigid dan kaku sebagaimana di dalam organisasi struktural hirarkis. (Hillon I. Goa Founder of SOBAT Training)
Komentar