A'uudzuu biLlaahi minasy-syaithonir rajiim
bismiLlaahi r-Rahmaani r-Rahiim
Semua berawal dari cinta
ketika SANG AWAL mencipta dunia
semua berawal dari cinta
ketika si fana berguru pada kalbu dengan segenap cinta
hingga ridho-Nya menghampiri
dirahmatilah si fana dengan curahan hidayah-Nya
curahan hidayah-Nya melahirkan pengertian akan hikmah dalam dirinya
arus hikmah mengalirkan rasa syukur, sabar, ingin memberi kedamaian,
dan berbagi kebahagiaan kepada sesama ciptaan yang fana
arus hikmah menyuburkan kesadaran untuk berbuat lebih mulia,
Cinta... hidayah... hikmah... perbuatan mulia...
mendatangkan
cinta... hidayah... hikmah... perbuatan mulia...
mendatangkan
cinta... hidayah... hikmah... perbuatan mulia...
dari Cinta semua berawal
kembali kepada Cinta semua berakhir
Cinta adalah Keindahan dan Keagungan
Cinta adalah Keanggunan dan Kekuatan
Cinta adalah Pengorbanan dan Harapan
Cinta adalah Mati dan Hidup
Cinta adalah Akhir dan Nafas Kehidupan
Cinta adalah Wajah-Nya kepada dunia
Diri-Nya tiada jauh, pun tiada tersentuh
Diri-Nya tiada tercakupi, pun tiada tak terjangkau
Diri-Nya tiada tersembunyi, pun tiada tampak
Diri-Nya adalah Empunya Wajah dan Dzat
Diri-Nya adalah Yang Menampakkan dan Yang Tersembunyi
Diri-Nya tiada terjangkau oleh akal pikiran
Diri-Nya terjangkau oleh Cinta Tulus yang memenuhi Kalbu
dia yang menggunakan akalnya akan mengenal dirinya
dia yang menghadirkan cinta sejati akan mengenal dekat Diri-Nya
cinta sejati adalah cinta nabi-nabi: Ilyaas, Ilyasaa'a, Yaahyaa, 'Iysaa
hidup dalam kepapaan tiada mengharap dunia
namun memperkaya dunia, memberkahi jiwa-jiwa
dengan cinta, pengetahuan, dan perbuatan mulia
cinta sejati milik nabi-nabi: Huud, Shaliih, Muusaa, Haaruun, Dawwud
hidup tanpa keinginan agar dikenang sebagai pejuang
namun berjuang melawan kezaliman tanpa harap imbalan
cinta sejati ada pada nabi-nabi: Nuuh, Ibraahiim, Isma'iil, Yuusuf, Ayyub
hidup sabar dalam penjara dunia bukan karena takut kepada-Nya
namun semata karena besarnya cinta kepada-Nya
cinta sejati terpancar dari nabi-nabi: Adam, Idriis, Luuth, Is-haaq, Ya'quub,
Syu'ayb, Sulaymaan, Dzulkifli, Yuunus, Zakariyaa
hidup saleh karena cinta pada-Nya hingga kembali berpulang ke hadirat-Nya
dia yang memiliki CINTA SEJATI tiada takut dan bersedih
karena dirinya tiada tertipu oleh wajah dunia
cobaan godaan dunia tiada mampu menundukkannya
dunia tertunduk padanya
dia yang memiliki Cinta Sejati termasuk dalam golongon kekasih-Nya
nabi telah berakhir pada diri Muhammad
kekasih-Nya belum berakhir pada Nabi Muhammad
July 3, 2004.
Para Pencinta punya jalan sendiri-sendiri
dalam menemui-mendekati Yang Tersembunyi
Setiap Pencinta punya cara-cara berbeda-beda
dalam mengungkap cinta-nya kepada Sang Sumber Cinta;
Simaklah ungkapan-ungkapan indah mesranya cinta-suci mereka
sepanjang tak memproklamirkan hanya cinta-nya lah yang diterima
Sebagaimana cinta-nya para pecinta sejati yang tak harap apa-apa dari balasan Cinta-Nya
mereka lah Raja tanpa (perlu) mahkota
mereka lah Ksatria tersembunyi pemberani mumpuni disegani tanpa (perlu) pangkat Jenderal
mereka lah Cendekiawan Besar tanpa (perlu) titel akademis
mereka lah Penguasa Adil Jaya tanpa (perlu) jabatan
mereka lah Orang Terkaya tanpa (perlu) banyak harta benda
mereka lah Pengobat Jiwa andal tanpa (perlu) gelar keilmuwan
mereka lah Guru Agung tanpa (perlu) jubah keulamaan atau tongkat spiritual..
mereka lah Penyampai dan Penegak Kebenaran tanpa (perlu) banyak bicara
mereka lah Teladan Mulia dan Juru Penolong tanpa (perlu) sering tampil atau dikenal
mereka lah Penyendiri yang banyak didukung Penduduk Langit tanpa (perlu) diketahui
mereka lah Sangat Berjasa dalam banyak hal tanpa (perlu) diakui
mereka lah Pencinta Sejati YANG SUCI tanpa (perlu) disebut atau dikenang sebagai Wali
mereka lah Kekasih YANG HAKIKI tanpa (perlu) dikenali
Banyak yang men-tuhan-kan cara-cara bercinta
tapi lupa kepada Yang Dicinta
bagaimana benar-benar mencintai DIA
bila tak mengasihi-melayani hamba-hamba-Nya dengan sepenuh Cinta-Kasih-Nya
( Jakarta, Yos W Hadi )
NB:
Frase "cara-cara bercinta" pada baris pertama, bait kedua terakhir maksudnya adalah "tata-cara agama dalam beribadah, berdoa, dan bersyukur kepada-Nya". Banyak manusia mengagungkan agama, bahkan berperang karena pemahaman terbatas agama-nya, tapi lupa pada Subtansi, hakikat dasar, agama itu sendiri.
" Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun (TIDAK menduakan Cinta kepada Tuhan dengan siapapun dan dengan apapun - uang, jabatan, karir, gelar, status sosial, kekuasaan, dlsb - juga) dalam beribadat kepada Tuhan-nya".
( QS. Al-Kahfi, ayat ke-110 )
amiin
Komentar