Langsung ke konten utama

3 Fase Kehidupan TEAM



Laiknya sebuah kehidupan, SOBAT - Semua orang Bisa Hebat, memnganalisis team sejak ia dilahirkan, pertumbuhannya, kematangannya hingga masa surutnya.

Sebuah team yang kuat dimulai sejak ia dilahirkan. Ibarat kehidupan, kelahiran sebuah team memerlukan tekad dan komitmen yang kuat dari sang Ibu. Sang ibu harus menyadari rasa sakit dan derita yang akan ditanggungnya untuk melahirkan sebuah bayi Team. Bahkan sejak dari masa kandungannya dan juga pasca melahirkan, dimana sang bayi masih sangat rentan terhadap segala predator dan penyakit yang akan menyerangnya.

Keinginan untuk membentuk sebuah team sering dihadang oleh berbagai kepentingan, individu maupun kelompok. Pemrakarsa pembentukan team, sang ibu, harus mampu meyakinkan para pihak bukan saja, meski yang terutama, kepada mereka-mereka yang akan terlibat sebagai anggota team tentang makna dan manfaat tujuan dibentuknya team (sense of purpose), tetapi juga kepada para stake-holder yang lain. Selain atasan yang mutlak harus diyakinkan, para tetangga departemen, rekan kerja dan yang lain akan menjadi ganjalan serius andaikata tidak dirangkul dengan sebaik-baiknya. Ingat, Hidden Agenda adalah hal yang sangat sering terjadi di dunia kerja yang masih menganut paradigma era industrial.

Karena itu SOBAT membaginya ke dalam tiga gelombang besar, disebut Fase, yang sangat menentukan arah kehidupan dari team yang akan dilahirkan dan menjalani kehidupannya.

Sejak dilahirkan, team akan menjalani proses hidupnya melalui 3 Fase Kehidupan yang terdiri atas 6 tahap perkembangan.


Fase Pertama adalah masa Perjuangan.
Masa ini ditandai dengan pergulatan keras dan menentukan berlanjut atau tidaknya kehidupan team. Seperti halnya seorang bayi, masa perjuangan adalah masa-masa kritis. Kondisinya yang masih lemah sangat rentan terhadap gangguan, penyakit maupun predator. Fase pertama ini terdiri atas dua tahap perkembangan yaitu Tahap Pembentukan (Forming) dan Tahap Badai (Storming).

Fase kedua adalah masa Pertumbuhan.
Setelah lolos dari perjuangan yang berat, kini team mulai menikmati perkembangannya. Ia akan semakin tumbuh dan mulai berprestasi. Kinerjanya akan semakin baik dan mantap dari waktu ke waktu. Fase ini ditandai dengan dua Tahap Perkembangan yaitu Tahap terbentuknya keberaturan (Norming) dan Tahap berprestasi (Performing).

Fase ketiga adalah masa Matang.
Keberhasilan yang meningkat dan konsisten akan membawa team pada posisi puncak kehidupannya. Team akan menjadi mapan dan mantap. Segala tugas akan diselesaikan pola sebagaimana biasanya, karena terbukti selalu sukses. Setelah mencapai puncak tentu hanya ada satu jalan yakni menurun. Karena itu fase ini meliputi dua tahap juga yaitu Tahap Setuju-Saja (Conforming) serta Tahap Pelayuan (Decaying).

Keenam tahap perkembangan yang terdapat dalam 3 fase kehidupan team tersebut diatas dalam SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - diperkenalkan sebagai 6 S yakni Sandiwara, Sengit, Selaras, Solid, Sentausa dan Surut. Ikuti ulasan setiap tahap itu pada artikel-artikel berikutnya.
(Hillon - Founder of SOBAT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Soerabaia 45 (1990)

Soerabaia 45  adalah  Film perjuangan   Indonesia  yang dirilis pada tahun  1990 . Film yang disutradari oleh  Imam Tantowi  ini dibintangi antara lain oleh  Nyoman Swadayani ,  Leo Kristi  dan  Usman Effendy . Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah direkonstruksi ulang sebagai sebuah visual ulang kisah heroik itu dari kacamata rakyat biasa. Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby. Surabaya  | Berbekal materi yang diadaptasi dari buku Peristiwa 10 November 1945 yang diterbitkan Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang diprakarsai oleh almarhum Bapak Blegoh Soema