Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2008

Hidup Adalah Pilihan

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku." Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."

Remunerasi ala Pancasila

Jika kita mengingat “Pancasila” pasti kita akan teringat pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang di bagian bawah bukunya ada tulisan kurikulum 1984 yang dikeluarkan oleh Balai Pustaka (bp). Saat masuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), dari SMP sampai Mahasiswa. Namun saya bertanya kepada diri saya sendiri, kemana hilangnya ingatan mengenai “Pancasila” dalam pikiran saya. Baru akhir-akhir ini, terbersit pertanyaan “apakah bangsa Indonesia memiliki kompetensi ? Atau nilai-nilai kebangsaan ?” setelah direnungkan baik-baik, ternyata apa yang menjadi pertanyaan saya tersebut, jawabannya telah saya pelajari selama ini. Jawaban ini malah menimbulkan pertanyaan lagi, “kenapa selama ini saya koq tidak memahami apa yang saya pelajari selama ini? “ lewat begitu saja dan tidak berarti apa-apa. Bersamaan hal tersebut, seorang rekan bertanya mengenai remunerasi system. Tiba-tiba ada keinginan saya untuk menulis

Kreasi Besar Dari Tidak Efektif

  Satu hal yang pasti, bahwa rahasia orang biasa bisa menjadi hebat adalah dengan cara bekerjasama, menciptakan sinergi melalui kreativitas tinggi. Jika sebagai individu anda tidak kreatif, jangan khawatir. Dengan bekerjasama, kumpulan individu yang tidak kreatif sekalipun bisa menghasilkan kreasi besar dari ketidak-kreatifan itu sendiri. Anda tidak percaya? Saya punya banyak contoh tentang hal itu. Suatu saat, sebuah kelompok yang terdiri dari 11 orang terpaksa harus mengarungi laut untuk mengambil suatu benda yang diperlukan untuk tugas utama yang lain. Mereka hanya memiliki seutas tali yang tidak cukup panjang unuk menjangkau benda yg cukup jauh jaraknya dari tepi pantai. Sayangnya, 10 dari 11 anggota kelompok itu tidak bisa berenang sama sekali, padahal benda itu mutlak diperlukan sementara mereka pun harus bersaing dengan kelompok lain yang justru sebagian besar angotanya dapat berenang dengan baik. Dengan modal seerti itu mereka tentu bakal kalah, kecuali kalau mereka sangat krea

Muda Berkarya, Tua Bahagia

“Menjadi tua adalah pasti namun menjadi dewasa merupakan pilihan”, melanjutkan tulisan terdahulu, dewasa merupakan sebuah karakter dan juga merupakan pilihan. Jika berbcara hukum alam, merupakan sebuah rumusan wajib manusia lambat laun akan menjadi tua. Bagaiamana menyikapi perjalanan menuju tua dengan lebih bijak dan mengembangkan karakter dewasa. Masa tua merupakan masa penentu kebahagiaan seseorang. Jika dia dalam masa tuanya sudah tidak lagi memikul berbagai beban dan problematika hidup, maka sungguh itu merupakan masa tua yang membahagiakan. Karena masa tua merupakan masa di mana seseorang sudah mulai mengurangi berbagai aktivitas hidup disebabkan menurunnya produktivitas dan kemampuan. Masa tua merupakan masa bagi seseorang menuai hasil kerja payahnya di masa muda. Jika seseorang sudah renta namun harus menanggung berbagai persoalan hidup, maka sungguh itu merupakan masa tua yang tidak membahagiakan. Di dalam kondisi yang sudah tidak mampu banyak berbuat, dia justru dituntut haru

Kata-kata adalah Mantra

Dalam bukunya “De grondsla-gen van Uw Succes”, WJ Brown menulis, “Kehidupan batin manusia ibarat gunung es: 1/3 bagian nongol ke permukaan laut, sedang 2/3 lainnya tak kelihatan, tersembunyi di bawah permukaan air”. Manusia selalu berfikir. Ia senantiasa berusaha agar setiap hal yang ia lakukan diurus secara sadar, sepenuhnya. Namun tak semua kehendak mudah dicapai. Pada waktu-waktu tertentu, manusia sering dipengaruhi oleh sesuatu yang “gaib”, bawah sadar. Misalnya? Kita sering tertarik pada seseorang. Tapi kita tak bisa menerangkan kenapa, hal apa yang menyebabkan timbulnya perasaan semacam itu. Atau suatu ketika, tiba-tiba muncul suatu perasaan tidak enak, gelisah, hingga jantung pun berdebar-debar. Kita tak mampu menjelaskan, kenapa demikian. Tahu-tahu beberapa saat, atau beberapa hari setelah itu, kejadian tak diinginkan betul-betul menimpa. Dari kondisi semacam itu terbukti, kekuatan bawah sadar dalam diri kita sedang bekerja. Batin Manusia Para ahli telah sampai pada kesimpulan