Keindahan dari kearifan lokal yang dimiliki jiwa-jiwa besar yang membuat bangsa Indonesia menjadi besar karena keluhurannya.
Kehidupan itu adalah terima dan kasih. Tanpa kita sadari, sering kita ucapkan kata terima kasih. kalimat ini bukan hanya memiliki arti sama dengan "thank to you" dalam bahasa Inggris, atau terjemahan dalam bahasa lain, namun memiliki makna luas dan dalam, yang menggambarkan betapa adi luhungnya budaya bangsa Indonesia dalam menghargai, bersikap dan berprilaku terhadap diri, sesama dan lingkungan serta alam semesta.
Nrimo ing Pandum dan tawakal dan ini befungsi dalam hubungan menerima stimulus dari luar. Menurut Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962) rasa senang timbul akibat terpenuhinya harapan oleh kenyataan dan bila harapan tidak terpenuhi maka menimbulkan rasa susah. Harapan adalah sesuatu yang kita ciptakan atas kehendak kita sendiri. Sedangkan kenyataan adalah hal-hal yang dalam batas tertentu berada di luar kemampuan kita. Dalam Islam dikenal bahwa Qadha dan Qadar sepenuhnya berada di tangan Allah SWT dan berada di luar jangkauan manusia.
Disinilah Nrimo ing Pandum dan tawakal menjalankan fungsinya. Kedua konsep ini sebagai pengekang agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap sehingga ketika kenyataan ternyata tidak sesuai, rasa susah tidak akan menyerang individu tersebut. Konsep ini membantu kita menerima kenyataan yang ada. Tawakal membuat kita berserah kepada Allah SWT atas segala yang telah ditetapkanNya. Nrimo ing Pandum membantu kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya tanpa berharap atau menuntut yang tidak-tidak terhadap lingkungan.
Lalu mengapa kita begitu egois. Hidup ini adalah tentang menerima dan memberi. Menerima apa yang telah diberikan kepada kita dengan lapang hati dan tanpa menuntut dan memberikan apa yang bisa kita berikan semaksimal mungkin tanpa pamrih. "Nrimo ing Pandum, Makaryo ing Nyoto."
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (Az Zumar: 38)
wicaksana, 2015
Kehidupan itu adalah terima dan kasih. Tanpa kita sadari, sering kita ucapkan kata terima kasih. kalimat ini bukan hanya memiliki arti sama dengan "thank to you" dalam bahasa Inggris, atau terjemahan dalam bahasa lain, namun memiliki makna luas dan dalam, yang menggambarkan betapa adi luhungnya budaya bangsa Indonesia dalam menghargai, bersikap dan berprilaku terhadap diri, sesama dan lingkungan serta alam semesta.
Nrimo ing Pandum dan tawakal dan ini befungsi dalam hubungan menerima stimulus dari luar. Menurut Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962) rasa senang timbul akibat terpenuhinya harapan oleh kenyataan dan bila harapan tidak terpenuhi maka menimbulkan rasa susah. Harapan adalah sesuatu yang kita ciptakan atas kehendak kita sendiri. Sedangkan kenyataan adalah hal-hal yang dalam batas tertentu berada di luar kemampuan kita. Dalam Islam dikenal bahwa Qadha dan Qadar sepenuhnya berada di tangan Allah SWT dan berada di luar jangkauan manusia.
Disinilah Nrimo ing Pandum dan tawakal menjalankan fungsinya. Kedua konsep ini sebagai pengekang agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap sehingga ketika kenyataan ternyata tidak sesuai, rasa susah tidak akan menyerang individu tersebut. Konsep ini membantu kita menerima kenyataan yang ada. Tawakal membuat kita berserah kepada Allah SWT atas segala yang telah ditetapkanNya. Nrimo ing Pandum membantu kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya tanpa berharap atau menuntut yang tidak-tidak terhadap lingkungan.
Lalu mengapa kita begitu egois. Hidup ini adalah tentang menerima dan memberi. Menerima apa yang telah diberikan kepada kita dengan lapang hati dan tanpa menuntut dan memberikan apa yang bisa kita berikan semaksimal mungkin tanpa pamrih. "Nrimo ing Pandum, Makaryo ing Nyoto."
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (Az Zumar: 38)
wicaksana, 2015
Komentar