”In reading the lives of great men, I found that the first victory they
won was over themselves ……..…. Self-discipline with all of them come first.”
HARRY S. TRUMAN
Tidak
ada hal yang lebih penting dalam manajemen diri dibandingkan dengan
kedisiplinan. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas,
kedisiplinan merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian kita atau
melaksanakan misi hidup kita. Kita harus disiplin dalam mengembangkan diri kita
(lifetime improvements) dalam segala
aspek, kita harus disiplin dalam mengelola waktu dan uang kita, kita harus
disiplin dalam melatih keterampilan kita dalam setiap bidang yang kita pilih.
Kita seharusnya belajar banyak dari orang-orang luarbiasa dalam sejarah umat
manusia.
Semua
orang kagum pada Mark Spitz, bintang
Olimpiade tahun 1972 di Munich, Jerman. Waktu itu ia berhasil memperoleh tujuh
medali emas serta memecahkan tujuh rekor dunia baru dalam olah raga renang.
Adakah rahasia di balik keberhasilannya?
Ketika
ditanya tentang rahasia keberhasilannya, Mark Spitz mengatakan, ”We
all love to win, but how many people love to train?” – Kita semua
menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari kita yang menyukai latihan dengan
penuh kedisiplinan. Semua orang melihat Mark Spitz menerima medali emas dengan
penuh kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan bagaimana Mark Spitz harus
melalui kedisiplinan dalam latihan keras sejak pagi, siang, sore, bahkan malam
hari. Ternyata untuk mencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui
latihan keras secara disiplin hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun
demi tahun. Ia telah membayar terlebih dulu harga kesuksesannya.
“Penjelasan paling
baik untuk filosofi mengenai bagaimana membangun disiplin diri adalah analogi.
Disiplin diri itu seperti otot. Semakin melatihnya, semakin kuat. Semakin tidak
melatihnya, semakin lemah.”
Menurut
John Maxwell, penulis buku Developing The Leader Within You,
ada empat hal yang harus kita perhatikan untuk melakukan pengembangan diri
secara disiplin sehingga dapat membangkitkan potensi dahsyat yang kita miliki.
Empat hal tersebut adalah start with yourself – start early – start
small – start now. Mulai dari diri sendiri – sesegera mungkin – sedikit
demi sedikit – lakukan sekarang.
Kedisiplinan
dalam pengembangan diri harus mulai dari diri kita sendiri. Ini berarti kita
tidak bisa menyuruh orang lain melakukan latihan untuk kesuksesan kita. Contoh,
untuk memperoleh medali emas olimpiade, Mark Spitz sendirilah yang harus
berlatih – dia tidak bisa membayar orang lain untuk berlatih baginya.
Seperti
halnya semua orang memunyai kekuatan otot yang berbeda, kita semua memiliki
tingkat disiplin yang berbeda juga. Setiap orang memiliki disiplin diri -- jika
Anda mampu menahan napas selama beberapa detik, itu berarti Anda memiliki
disiplin diri. Namun begitu, tidak semua orang mengembangkan disiplin mereka
pada tingkat yang sama.
Diperlukan
otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun disiplin diri, kita
memerlukan disiplin diri.
Cara
untuk membangun disiplin diri analoginya sama dengan melakukan angkat beban
untuk membangun otot. Ini berarti mengangkat beban sampai mendekati batas
kemampuan/kekuatan. Perhatikan ketika mengangkat beban, kita akan mengangkat
beban yang mampu diangkat. Kita memaksa otot-otot sampai tidak kuat lagi dan
kemudian beristirahat.
Hampir
sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah menjalani tantangan
yang mampu kita selesaikan, tapi untuk menyelesaikannya kita harus bersusah
payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Ini bukan berarti mencoba
melakukan sesuatu dan gagal melakukannya setiap hari. Ini juga bukan berarti kita
harus melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Kita tidak akan
mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang tidak mampu Kita angkat dan juga
tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang terlalu ringan. Kita
harus memulai dengan beban/tantangan yang dapat angkat/jalani, tapi untuk
melakukan hal itu, kita harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan
kita sendiri.
Latihan
progresif berarti sekali kita sukses, menaikkan tingkat tantangannya
setingkat lebih tinggi. Jika tetap mengangkat beban dengan berat yang sama
setiap waktu, kita tidak akan bertambah kuat. Demikian halnya, jika Kita gagal
menantang diri sendiri dalam kehidupan, Kita tidak akan mampu untuk berdisiplin
diri.
Adalah
suatu kesalahan untuk memaksa diri Kita terlalu keras saat membangun disiplin
diri. Jika Kita mencoba mengubah hidup dalam semalam dengan menetapkan lusinan
tujuan untuk diri sendiri dan keesokan harinya berharap bisa memulai melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara konsisten, Kita hampir pasti
akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang yang pergi ke tempat
fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba mengangkat beban tiga ratus kilogram. Kita
hanya akan terlihat bodoh.
Jika
Kita hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang
memalukan jika Kita memulai dari apa yang bisa dilakukan. Dengan latihan, akan menjadi
semakin kuat.
Sama
halnya jika sekarang kita sangat tidak disiplin, masih dapat menggunakan
sedikit disiplin yang dimiliki untuk dilatih sehingga dapat menjadi semakin
disiplin. Semakin disiplin, hidup akan semakin mudah untuk dijalani. Tantangan
yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Kita untuk dijalani, akhirnya akan
tampak seperti mainan anak-anak. Saat semakin kuat, berat beban yang sama akan
terasa semakin ringan.
Saya
menemukan banyak hal sulit ketika menjalankan program pribadi saya, di
antaranya adalah disiplin diri. Anda bisa membayangkan kesulitan saya. Dulu,
saya biasa tidur di atas jam 00:00 dan bangun pagi paling cepat pukul 08:00.
Saya merasa nyaman dengan pola tidur saya seperti itu. Namun, saya harus
mengubah zona kenyamanan saya dengan membiasakan diri tidur lebih awal dan
bangun lebih awal (sekarang saya tidur sekitar pukul 21:00 dan bangun sekitar
pukul 02:30 dinihari). Saya harus melawan rasa malas dan mengantuk saat saya
bangun di pagi hari. Saya merasa seperti anak kecil yang disuruh melakukan hal
yang tidak saya senangi. Tetapi itulah harga yang harus saya bayar untuk
menjalani kehidupan sehat baik secara fisik, pikiran, dan spiritual.
Kata
‘disiplin’ atau ‘self-control’ berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang
berarti ”menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan
orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan
yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan.
Jadi,
keunggulan bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan. Tidak ada cara
lain untuk membangun sebuah kebiasaan kecuali melakukan sebuah tindakan secara
terus-menerus berulang-ulang dengan disiplin. Melalui kedisiplinan kita dapat
mengembangkan potensi dahsyat yang ada dalam diri kita. Kita harus menerapkan
dan mempraktikkannya minimal dalam waktu 30 hari. Meskipun kadang-kadang
perubahan atau manfaat dapat kita rasakan setelah beberapa hari
mempraktikkannya, kita bisa memperoleh hasil yang lebih dahsyat setelah kita
berhasil menjalankannya selama 90 hari. Setelah itu, kita bisa benar-benar
merasakan manfaatnya.
Berikut
saya mengutip tulisan John Maxwell tentang disiplin diri yang merupakan syarat
utama bagi seorang pemimpin:
All great leaders
have understood that their number one responsibility was for their own
discipline and personal growth. If they could not lead themselves, they could
not lead others. Leaders can never take others farther than they have gone
themselves, for no one can travel without until he or she has first travel
within. A leader can only grow when the leader is willing to ‘pay the price’
for it.
Dalam
buku Developing the Leader Within You, John Maxwell menyatakan ada dua hal yang
sangat sukar dilakukan seseorang. Pertama, melakukan hal-hal berdasarkan urutan
kepentingannya (menetapkan prioritas). Kedua, secara terus-menerus melakukan
hal-hal tersebut berdasarkan urutan kepentingan dengan disiplin.
Berikut
beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan disiplin diri:
•
Tetapkan
tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.
•
Buat
urutan prioritas hal-hal yang ingin kita lakukan.
• Buat
jadwal kegiatan secara tertulis (saya selalu menempelkan jadwal kegiatan saya
di dinding depan meja kerja saya di rumah).
• Lakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika
perlu, kita dapat mengubah jadwal tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi.
• Berusahalah
untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun
sendiri. Sekali kita tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit
bagi kita untuk kembali melakukannya.
• Jangan
bandingkan diri kita dengan orang lain. Itu tidak akan menolong. Jika kita
berpikir bahwa kita lemah, orang lain akan tampak lebih kuat. Sebaliknya, jika
Anda berpikir bahwa kita kuat, orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada
gunanya melakukan hal tersebut. Lihatlah kemampuan sendiri dan bercita-citalah
bahwa akan semakin kuat saat melatih diri.
Sedikit
kontemplasi ini membawa saya untuk mengetahui dan memahami diri saya, cara
mengubah realitas, cara memanfaatkan potensi luar biasa dalam diri. Namun,
semua ini tidak akan ada artinya jika kita tidak melakukan sesuatu. Kita harus
melakukan sesuatu untuk kehidupan kita karena hanya kita sendiri yang dapat
mengubah kehidupan kita. Melakukan sesuatu berarti mengambil langkah pertama, yaitu
menetapkan tujuan atau target kita dan jangan menunda sampai situasi sempurna
bagi kita. Kemudian, lakukan terus dengan disiplin, sehingga kita berhak
mendapatkan apa yang kita inginkan. Untuk 1ndONEsia yang lebih BAIK…(wicaksana,
2013)
Komentar