Alkisah suatu ketika ada seorang anak muda yang ingin mengubah dunia ini lebih baik … sedang dia hanya terus mengangankannya, bertambahlah umurnya sehingga ia berkata, “Aku belum mampu untuk mengubah dunia, akan aku ubah saja bangsaku lebih baik lagi.” Waktu berlalu, ternyata sulit baginya untuk mengubah bangsanya sehingga tiba waktu di ujung usianya, ia pun berkata, “Sulit aku mengubah bangsaku, akan aku ubah saja keluargaku menjadi lebih baik.” Sayangnya dia pun tak mampu mengubahnya lebih baik. Hingga akhirnya sakaratul datang menjemput, dan dia pun berkata, “Dunia, bangsa, bahkan keluarga pun tak mampu aku ubah menjadi lebih baik. Akhirnya kusadari semua itu dapat aku ubah seandainya aku mengubah diriku sendiri menjadi lebih baik lagi.” Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, sebelum dia sempat berbuat, maut telah menjemputnya. “Fate is for those too weak to determine their own destiny.” – Kamran Hamid Takdir telah ditentukan Tuhan, sedangkan nasib adalah sesuatu yang belum terjadi yang wajib kita ikhtiarkan untuk menjadi kebaikan yang optimal. Salah besar seseorang yang mengatakan takdir saya adalah miskin. Takdir adalah sesuatu yang belum terjadi, bahkan merupakan misteri. Tugas kita adalah menentukan apakah nasib kita sukses atau gagal setelah terjadi maka itulah takdir. Pada hakikatnya tugas kita adalah berpindah dari satu takdir ke takdir lain yang lebih baik dengan ikhtiar dan doa sebagai alatnya. Dalam kehidupannya setiap orang pasti ingin berbahagia, piciknya orang seringkali mengaitkan kebahagiaannya dengan banyaknya harta padahal itu sama sekali tidak menjamin kebahagiaan. Pernahkah Anda melihat seseorang yang dalam pandangan banyak orang ia sukses di tengah jabatan yang tinggi, tetapi ia justru melakukan bunuh diri. Rapuhnya jiwa manusia membuat banyak pengusaha, ketika krisis melanda, ia jatuh stres dan bunuh diri. Pencarian kebahagiaan berupa harta bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk kaya tapi mengorbankan keluarganya. Jika semua itu sudah didapatkan apakah mereka bahagia? Pada dasarnya, hakikat sifat manusia adalah tidak pernah puas. Firaun adalah cerminan seseorang yang superkaya dan superkuasa. Namun, semua itu masih tidak cukup baginya, bahkan dia ingin menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Alih-alih menjadi Tuhan, keinginannya itu malah menjadi azab baginya dan membawa dirinya pada kehinaan. Berdasarkan kisah firaun, pada dasarnya kita bisa melihat bahwa sifat manusia memiliki beberapa fase yang akan dilaluinya. Berikut ini adalah gambaran fase-fase keinginan manusia : Ingin kaya => Paling kaya =>Berkuasa => Paling Berkuasa =>Ingin Menjadi Tuhan Well, bagaimana dengan kita? With Love, - Azhary Husni Penulis Buku Cr7 - Crack Your Seven Keys to Success Coming Soon ..
Alkisah suatu ketika ada seorang anak muda yang ingin mengubah dunia ini lebih baik … sedang dia hanya terus mengangankannya, bertambahlah umurnya sehingga ia berkata, “Aku belum mampu untuk mengubah dunia, akan aku ubah saja bangsaku lebih baik lagi.” Waktu berlalu, ternyata sulit baginya untuk mengubah bangsanya sehingga tiba waktu di ujung usianya, ia pun berkata, “Sulit aku mengubah bangsaku, akan aku ubah saja keluargaku menjadi lebih baik.” Sayangnya dia pun tak mampu mengubahnya lebih baik. Hingga akhirnya sakaratul datang menjemput, dan dia pun berkata, “Dunia, bangsa, bahkan keluarga pun tak mampu aku ubah menjadi lebih baik. Akhirnya kusadari semua itu dapat aku ubah seandainya aku mengubah diriku sendiri menjadi lebih baik lagi.” Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, sebelum dia sempat berbuat, maut telah menjemputnya. “Fate is for those too weak to determine their own destiny.” – Kamran Hamid Takdir telah ditentukan Tuhan, sedangkan nasib adalah sesuatu yang belum terjadi yang wajib kita ikhtiarkan untuk menjadi kebaikan yang optimal. Salah besar seseorang yang mengatakan takdir saya adalah miskin. Takdir adalah sesuatu yang belum terjadi, bahkan merupakan misteri. Tugas kita adalah menentukan apakah nasib kita sukses atau gagal setelah terjadi maka itulah takdir. Pada hakikatnya tugas kita adalah berpindah dari satu takdir ke takdir lain yang lebih baik dengan ikhtiar dan doa sebagai alatnya. Dalam kehidupannya setiap orang pasti ingin berbahagia, piciknya orang seringkali mengaitkan kebahagiaannya dengan banyaknya harta padahal itu sama sekali tidak menjamin kebahagiaan. Pernahkah Anda melihat seseorang yang dalam pandangan banyak orang ia sukses di tengah jabatan yang tinggi, tetapi ia justru melakukan bunuh diri. Rapuhnya jiwa manusia membuat banyak pengusaha, ketika krisis melanda, ia jatuh stres dan bunuh diri. Pencarian kebahagiaan berupa harta bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk kaya tapi mengorbankan keluarganya. Jika semua itu sudah didapatkan apakah mereka bahagia? Pada dasarnya, hakikat sifat manusia adalah tidak pernah puas. Firaun adalah cerminan seseorang yang superkaya dan superkuasa. Namun, semua itu masih tidak cukup baginya, bahkan dia ingin menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Alih-alih menjadi Tuhan, keinginannya itu malah menjadi azab baginya dan membawa dirinya pada kehinaan. Berdasarkan kisah firaun, pada dasarnya kita bisa melihat bahwa sifat manusia memiliki beberapa fase yang akan dilaluinya. Berikut ini adalah gambaran fase-fase keinginan manusia : Ingin kaya => Paling kaya =>Berkuasa => Paling Berkuasa =>Ingin Menjadi Tuhan Well, bagaimana dengan kita? With Love, - Azhary Husni Penulis Buku Cr7 - Crack Your Seven Keys to Success Coming Soon ..
Komentar