Langsung ke konten utama

Selamat datang KESEMPATAN



Kepada sobat muslim, dengan rendah hati memohonkan maaf untuk segala kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja selama berinteraksi tahun lalu dan mengucapkan selamat tahun baru Islam 1430 H. Beberapa ulasan menarik pada tahun sebelumnya, yaitu “saling ketergantungan” itu yang dirasakan. Kenapa ini menjadi ulasan yang sangat menarik? Banyak peristiwa telah berlalu dan bagaimana diri ini memaknainya. Peristiwa dengan peristiwa lainnya terkait dengan rapi, dan yang pastinya satu peristiwa akan menimbulkan peristiwa lainnya. Demikian juga sang pelaku peristiwa tersebut. Satu pelaku pada suatu peristiwa akan berhubungan dengan pelaku peristiwa lainnya. Sunguh indah hidup ini, saling keterkaitan satu dengan yang lainnya merupakan suatu hukum alam.
Teringat sebuah pepatah yang mengatakan “siapa yang menanam dia yang akan menuai ” demikian juga dengan hasilnya “apa yang ditanam itulah yang ia tuai”. Pastinya jika kita menanam bibit cabai dan berkembang menjadi pohon cabai yang indah dan akhirnya berbuah cabai, itulah hukum alam. Dan yang menanamlah yang akan mendapatkan hasilnya, yaitu cabai. SUNGGUH INDAH !
Kemudian akan menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah cabai itu tumbuh dengan sendirinya?. Sudah pasti tidak! Cabai tersebut membutuhkan tanah, air dan udara. Sinergi yang luar biasa, seluruh system dengan segala kekuatan yang dimilikinya bersinergi dengan bibit cabai yang ditanam, sehingga cabai tersebut dapat berbuah dan bermanfaat buat orang yang menggunakannya.
KEMUDAHAN! Sang pencipta telah memberikan lingkungan atau alam ini sebagai tempat belajar dan hidup. Namun terkadang diri kita tidak mau hidup sejalan dengan alam ini. Keharmonisan diganti dengan eksploitasi untuk memuaskan ego. Mencengangkan lagi adanya keengganan dalam melakukan sinergi. Bangga akan perbedaan dengan mempertajam konflik, pertengkaran, selisih dan iri hati serta segudang “ulat-ulat”/hama di hati. Sudah mudah tidak mau belajar dan hidup diantaranya adalah tanda-tanda orang yang tidak menggunakan akal dan pikirannya dalam memahami sekitarnya. Jika terus kita memperkaya hal-hal ini, kita tinggal menunggu anugerah bencana yang akan datang. Itu Pasti !! ingat bahwa apa yang kita tanam akan pula kita nikmati buahnya jika kita menanam angkara dan sudah pasti bencana hasilnya.
HIDUP MERUPAKAN PILIHAN! Ketika kita harus memilih maka gunakan akal dan pikran kita untuk memilih sesuatu hal yang baik. Jika kita menggunakan hukum yang telah diberikan oleh sang pencipta yang tergambar melalui kejadian di alam sekitar kita, kebaikan yang sangat besar akan dapat kita rasakan baik oleh diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita. Sinergikan semua kebaikan yang kita miliki, contohlah angin, air tanah dalam cerita pohon cabai di atas, saya memiliki keyakinan kita dapat melalui dan bermanfaat untuk masa yang akan datang. “Kebaikan yang ditanam saat ini belum tentu berbuah pada saat ini pula, bisa besok, lusa, tahun depan, bahkan entah generasi yang keberapa. Namun buah kebaikan tersebut dapat dinikmati bisa oleh kita atau siapun juga di dunia ini.”
Perlombaan dimulai !! untuk menanam kebaikan…sambutlah kesempatan dengan segala peluang dan tantangannya.
Sekali lagi selamat tahun baru 1430 H, bersama kita bersinergi dan berlomba dalam menanamkan kebaikan dan kita songsong tahun pergantian tahun masehi 2009, sukses dan salam SOBAT !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga