“Tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.” ini merupakan ungkapan lama yang sering kita dengar dari beberapa buku, literature tau dari berbagai diskusi yang pernah ada. Judul di atas tersebut merupakan bagian dari perubahan. sebelum berdiskusi lebih lanjut, kita sering mendengar bahwa “pengalaman merupakan guru yang baik”.
Ada dua paradox yaitu pengalaman sebagai guru yang baik dan sekaligus dapat juga menjadi musuh. Kenapa?
Perubahan merupakan situasi yang tidak “nyaman” dan berusaha dihindari oleh semua makhluk hidup di dunia ini. Pada dasarnya makhlu hidup didunia ini resisten terhadap perubahan, termasuk manusia. Sehingga wajar banyak individu-individu yang belum memiliki nyali berubah. Menhadapi berbagai situasi lingkungan yang sangat dinamis (merupakan hubungan yang reversible antara manusia dan lingkungan), manusia mampu untuk menempatkan dirinya untuk menjadi pemimpin dalam perubahan. Perubahan merupakan situasi/kondisi dimana individu meninggalkan zonanya saat ini untuk bergerak ke zona lain yang dianggap lebih baik. Perpindahan bukanlah hal yang mudah dan penuh resiko di dalamnya. Namun jika kita berbicara resiko dan resiko menyebabkan kita tidak akan pernah berpindah/berubah!
Kembali kepada paradox pengalaman sebagai guru yang baik dan sekaligus musuh. Untuk menjadi baik bisa menggunakan pengalaman yang diiliki namun jika ingin menjadi hebat, jadikan pengalaman itu adalah musuh. Jika diperhatikan, Pengalaman sudah merupakan sesuatu yang baik, namun akan menjadi tidak baik jika kita tetap mengandalkannya dengan situasi yang sudah berbeda saat ini. Misalnya pada saat ini semua orang berebut akan sumber bahan bakar berupa minyak bumi (bensin, solar, dlsb). Jika kita bertanya apakah sumber energy hanya didapatkan dari bahan bakar tersebut? Jika saat ini itu yang baik apakah ada yang lebih baik?. Jika sumber energy yang berasal dari minyak bumi terus digunakan secara tidak bijaksana justru akan menimbulkan bahaya akan kelangkaan sumber energy di masa yang akan datang. Ini yang membuat pengalaman menjadi musuh!
Selain itu, pengalaman merupakan arogansi ! pernah mendengar bahwa seseorang dengan pegalaman yang banyak berkata “ ah..anak baru kemaren sore bisa apa dia?” atau “apa sih yang telah ia perbuat terhadap perusahaan ini sampai-sampai ia berani menyampaikan pendapatnya tersebut?”. Ingat! Sepandai-pandainya tupai melompat pasti ia akan jatuh juga. Namun kita bukan tupai! Jadi janganlah pernah berbangga diri terhadap pengalaman yang kita miliki saat ini, namun bagaimana menyikapi setiap hal (pengalaman) tersebut untuk lebih baik lagi. Caranya adalah bersikap membuka diri terhadap masukkan positif dan mengoptimalkan dalam menyimak (listening not hearing). Dengan demikian kita tidak hanya kaya dari pengalaman yang telah kita lalui namun juga pengalaman dari orang lain.
Dalam menyikapi perubahan dibutuhkan kekayaan hati dan pikiran. Merubah paradigm merupakan langkah awal dalam membangun nyali untuk dapat mengarungi arus perubahan. dalam sebuah perubahan akan ditemukan banyak sekali paradox dimana individu memiliki solusi damai (bukan win-lose atau lose-win) dengan melakukan sinergi positif. Diawali dengan kesiapan mental berpikir dalam menghadapi perubahan dengan mengembangkan berpikir positif.
Berpikir positif dengan melihat kepada penyelesaian masalah hingga akar permasalahan. Jangan samapai pemecahan masalah yang dilakukan menimbulkan masalah yang lainnya lagi (effect domino). Jangan pernah focus terhadap masalahnya, namun berusahalah untuk menyelesaikan permasalahannya dengan pemikiran yang kaya (kreatif). Semua permasalahan dalam arus perubahan tidak ada yang tidak dapat diselesaikan.
Salah satu cara mudah dan sederhana yang dapat kita lakukan adalah merubah kata “hambatan” menjadi “tantangan” . perubahan mental set terhadap satu kata dapat berdampak pada totalitas perbuatan kita. Jika berbicara hambatan, kita tidak akan pernah melewati hambatan tersebut, seumur hidup kita akan menjadi terhambat pada hambatan itu. Berbeda jika kita menggunakan tantangan dalam memandang dunia ini. Kita akan lebih tertantang dan berusaha untuk menyelesaikan tantangan tersebut, entah sampai kapan, namun mental dan semangat menjadi “roh” paling kuat dalam kita bertindak.
“Satu langkah kecil yang kita ambil, akan dapat merubah hidup dan dunia sekitar kita…” bersiaplah menerima anugerah perubahan. hanya diri kita sendiri yang dapat menentukan apakah kita bagian dari perubahan atau kita sendirilah yang membawa perubahan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik. Selamat memimpin perubahan !
-Wicaksana, 2008
Komentar