Semangat Pagi SOBAT 1ndONEsia!
Waktu terasa begitu cepatnya, sehingga kalau tidak tepat
dalam mengelolanya, akan terbawa arus dan hilang dalam memaknainya.
Sore itu, bersama istri dan anak berada di dalam Istora,
senayan Jakarta. Pukul 15.35 WIB yang tampak di jam tangan saya. Pertama kalinya
saya ikut serta dengan istri dan anak untuk melihat acara Disney on Ice (DOI). Keadaan
ruangan yang masih terasa lengang ini membuat mata saya sibuk menyapu ruangan
yang tengah sibuk dipersiapkan untuk acara yang dimulai pada pukul 16.00 WIB. Saya
melihat sangat biasa setting yang ada saat itu. “hmmm…apa menariknya acara ini
nanti, dengan tata panggung yang serba biasa ini?” pertanyaan saya dalam
pikiran. Setting yang biasa ini jika dibandingkan dengan harga tiketnya dari
sekitar seratus ribu lebih hingga satu juta lebih terlihat tidak bias dibandingkan,
sangat biasa.
Acara tepat dimulai pukul 16.00 WIB. “sangat tepat !” dalam
pikiran saya. Dibuka dengan Mickey Mouse dan Minnie Mouse sebagai pembuka
acaranya. Mulai dari hal tersebut, mata saya mulai terbuka, ternyata apa yang
ditampilkan sangat detail, sehingga Mickey dan Minnie yang tampil terlihat
sangat nyata dan sama seperti yang ada di buku-buku dan film dan acara TV. Demikian
acara berlangsung selain dengan detail pakaian, makeup, juga dengan ketrampilan
menari ala balet di atas ice skating yang terlihat tanpa kesalahan dan…semuanya
tepat. Ditambah dengan setting panggung
yang tadinya dianggap biasa saja ternyata penuh kejutan dengan ditambahkannya
dengan tata cahaya sebagai efeknya, yang membuat warna dan kesan-kesan yang
dapat mendukung lengkapnya acara ini. Secara keseluruhan saya melihat sebuah
kerjasama tim yang baik, kedisiplinan individu, ketrampilan yang terlatih, dan
keseriusan dalam menampilkan acara ini kepada penontonnya. yang tadinya
dianggap “biasa” akhirnya menjadi “luar biasa”, karena antusiasme crew nya
dalam berkarya membuat penontonnya juga merasa antusias dalam menontonnya.
Pada malam yang sama, setelah saya mengantarkan istri dan
anak kembali ke rumah, saya hendak mengisi bensin kendaraan, saya mampir untuk
beli ketoprak di dekat Pom Bensin. Terlihat abang tukang ketopraknya yang super
sibuk, sehingga banyak piring kotor yang belum sempat ia cuci. “Bang satu porsi
dan pedasnya sedang ya Bang…! Kata saya. Kemudian si Abang mengangguk, sambil
bersiap membuatkannya untuk saya. Karena semua piringnya habis,ia melakukan
cuci piring dengan cara mencelup-celupkan piring kotornya ke dalam ember yang
berisi air. Lalu diangkat dan dibersihkan dan dikeringkan dengan kain. “pemandangan
yang MENARIK! Jadi beli nggak ya?!” itu yang ada dipikiran saya setelah
melihatnya.
Melihat dua peristiwa ini membuat saya berpikir sebuah kata
SEDERHANA. Apa makna dari kata ini? Karena penasaran saya mencoba melakukan
riset kecil-kecilan kepada sahabat-sahabat mahasiswa di keesokan harinya. Semua
mahasiswa mengatakan bahwa sederhana itu, apa adanya, tidak glamor, tdak mewah,
dan lain sebagainya. Kemudian saya tanyakan mengenai Rumah Makan Padang yang
namanya seperti tema tulisan ini. Mereka mengatakan bahwa namanya tidak sesuai
dengan faktanya, harganya mahal. Sama seperti yang pernah saya rasakan
sebelumnya.
Melihat dua cerita di atas saya mencoba memaknai kata
SEDERHANA, yang selalu kita dengar yang pernah menjadi slogan di Negara ini,
untuk hidul dengan sederhana. Apakah hidup sederhana identik dengan hidup susah
atau miskin? Melalui pemahaman melalui dua peristiwa tersebut, SEDERHANA
merupakan sebuah hasil yang melalui proses yang tepat, sungguh-sungguh dan
sesuai dengan konteks lingkungannya. Justru membangun mindset untuk bersikap
SEDERHANA adalah bagaimana diri kita fokus pada proses yang berkualitas agar
hasilnya dapat dirasakan oleh lingkungannya (kontekstual).
Seperti pada alenia pertama, bagaimana crew DOI dapat
membuat segala sesuatunya yang sederhana atau hal-hal yang ada disekitar kita
menjadi sesuatu hal yang luar biasa melalui antusias yang diberikan selama
proses pertunjukkan berlangsung. Bagaimana juga dengan kisah pada alenia dua
yang terlihat sederhana juga, namun dalam prosesnya tampak kurang memperhatikan
proses yang berkualitas yang akhirnya mungkin saja membuat pelanggannya akan
surut membeli malam itu dan mungkin tidak kembali lagi.
Sehingga saya bisa mengatakan Rumah Makan yang saya
ceritakan berikutnya itu sebenarnya sangat TEPAT mengusung konsep SEDERHANA
untuk namanya, karena mereka melakukan kesungguhan dalam prosesnya menyajikan
hidangan yang terbaik. Sehingga banyak pelanggan yang ingin makan di rumah
makan tersebut. Tidak heran jika cabangnya ada dimana-mana. Terkait dengan
harga tidak dapat menjadi komparatif lagi. Sehingga SEDERHANA tidak bias dikaitkan
dengan MURAH. Konsep SEDERHANA dikaitkan dengan perencanaan yang matang,
eksekusi yang tepat, kontrol yang sifatnya empower dan model yang baik, dan
peningkatan kualitas melalui evaluasi yang berkala yang mengacu pada semua
komponen yaitu konsumen dan tim internal dalam konteksnya memberikan layanan
terbaik untuk semua pihak. Jadi semuanya serba PAS dan tidak ada yang
berlebihan.
Hal ini menjadi cara berpikir dan bersikap pada diri
sendiri, dalam menghadapi kesempatan yang datang pada diri kita setiap saatnya.
Pribadi yang sukses adalah pribadi yang dapat memanfaatkan kesempatan yang ada
dengan konsep berpikir dan bersikap SEDERHANA. Ia tidak akan menyianyiakan
kesempatan yang diberikan, ia akan tampil dengan antusiasme, kesungguhan,
kedisiplinan dan keseriusan dalam menjawab kesempatan tersebut. Walaupun ia
hanya seorang yang berjualan kaki lima sekalipun. Hal inilah yang banyak luput
pada diri kita. Kesedrhanaan telah hilang, yang ada adalah bagaimana
mendapatkan keuntungan yang luar biasa tanpa memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan orang lain.
Secara kebetulan di malam harinya juga saya melihat acara disebuah stasiun TV, Kick Andy yang sedang mengangkat cerita sosok yang inovatif, semuanya adalah SEDERHANA, namun mereka memiliki passion dan kesungguhan yang luar biasa untuk mewujudkannya, misal seperti kotak makan susun dari kertas, yang terinspirasi dari rantang dan kotak kertas makan, dan ia wujudkan menjadi kotak makan yang terbuat dari kertas dapat disusun seperti rantang. Dan Idenya tersebut bukan hanya menang di dalam negeri namun hingga mancanegara. Satu lagi yang tidak kalah berkesannya, dari IDE yang sederhana adalah alat pemegang Pizza, sehingga dalam memakannya tangan tidak kotor. dan masih banyak ide-ide yang melihat hal-hal sederhana dan diwujudkan dalam hal-hal LUAR BIASA!
Saya teringat sebuah quotes dari teman mahasiswa teknik industry
di Universitas Pancasila tentang hidup sederhana adalah "Karena sebenarnya
kita itu hebat, sukses dan berkualitas, yang sederhana adalah sikapnya dan cara
hidupnya” –Danang Anjasmara
Tetap berbagi dan berkarya untuk 1ndONEsia lebih baik…salam
SOBAT ! (wicaksana, 2013)
Komentar
Sederhana itu mensyukuri setiap yang didapat tanpa melihat nilai, posisi atau keadaan...
Sederhana itu timbul dari dalam diri masing - masing...
Bila dalam diri selalu mensyukuri, maka yang terasa selalu bahagia...
Jadi, bahagia itu sederhana..