Langsung ke konten utama

Misteri Ikan Obat


Di sebuah pondok sederhana terlihat seorang arif sedang berkumpul dengan murid - muridnya. Sudah sekian lama ia memberikan pelajaran. Di akhir pertemuan seorang muridnya bertanya, "Wahai Guru, saya merasa heran mengapa ada orang rajin beribadah, baik akhlaknya, tapi hidupnya senantiasa berada dalam kesusahan? Tapi, ada pula orang yang durhaka kepada Allah, hari-harinya penuh dengan kemaksiatan dan hidupnya selalu dinaungi keberuntungan. Apa sebenarnya yang menyebabkan semua itu terjadi? Bukankah Allah Dzat Yang Mahaadil?

Sang Guru menganguk-angguk sambil tersenyum. "Bagus sekali pertanyaanmu itu. Aku teringat dengan sebuah kisah Rasulullah," ujar sang guru. Ia pun bercerita:

"Dahulu ada dua orang raja; raja mukmin dan raja kafir. Raja yang kafir sakit. Ia menginginkan sejenis ikan bukan pada musimnya. Saat itu, jenis ikan tersebut berada di bawah samudera. Para tabib yang putus asa menasihatkan agar raja segera mengangkat penggantinya. 'Obat Baginda ada pada ikan itu. Kita tidak mungkin mendapatkannya,' kata mereka. Allah lalu mengutus malaikat untuk menggiring ikan tersebut keluar dari lubangnya di dasar samudera supaya orang mudah menangkapnya. Ikan itu pun lalu ditangkap. Raja memakannya dan ia segera sembuh.

Tak lama setelah itu, raja mukmin juga sakit. Ia menderita penyakit yang sama seperti yang diderita sang raja kafir. Ia sakit pada waktu ikan yang menjadi obatnya itu berada pada permukaan laut. 'Bergembiralah, sekarang ini musim munculnya ikan itu,' kata para tabib. Lalu Allah mengutus para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu dari permukaan laut sampai masuk kembali ke lubangnya di dasar samudera. Tak satu pun yang dapat menangkapnya.

Para malaikat dan penduduk bumi keheranan. Mereka kebingungan. Kemudian Allah mewahyukan kepada para malaikat dan para nabi di zaman itu, 'Inilah Aku, Yang Pemurah, Pemberi Karunia, Mahakuasa. Tidak menyusahkan Aku apa yang Kuberikan. Tidak bermanfaat bagi-Ku apa yang Kutahan. Sedikit pun Aku tidak menzhalimi siapapun. Adapun raja yang kafir itu, Aku mudahkan baginya mengambil ikan bukan pada waktunya. Dengan begitu, Aku membalas kebaikan yang pernah ia lakukan. Aku balas kebaikan itu sekarang supaya ketika ia datang pada hari kiamat, tidak ada lagi kebaikan pada lembaran-lembaran amalnya. Ia masuk ke neraka karena kekufurannya. Adapun raja yang ahli ibadat itu, Aku tahan ikan itu pada waktunya. Dia pernah berbuat salah. Aku ingin menghapuskan kesalahannya dengan menolak kemauannya dan menghilangkan obatnya supaya kelak ia datang menghadap-Ku tanpa dosa, dan ia pun masuk surga.'"

Setelah menceritakan kisah tersebut, sang guru kemudian melanjutkan, "Wahai murid-muridku, tidak ada yang salah dari ketentuan Allah. Ia tidak akan pernah berbuat zhalim sedikitpun kepada makhlukNya. Adapun Ia memberi kesusahan, semua itu hanya semata-mata untuk menguji kesabaran dan kualitas keimanan kita"
(wicaksana, 2012)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga