Di suatu desa pedalaman yang belum teraliri listrik, seorang buta pada satu malam pamitan setelah berkunjung ke rumah rekannya di desa sebelah. Sang tuan rumah lalu membekali teman butanya itu dengan sebuah obor. Tetapi si buta malah bertanya, "Untuk apa saya dibekali obor, toh tadi saat saya kemari tanpa oborpun bisa ke rumahmu!. Bukankah sama saja bagi saya, pakai obor atau tanpanya, saya tidak bisa melihat!". Dengan penuh pengertian dan kehalusan, rekannya membalas, "Dengan obor ini, agar orang lain bisa melihat kamu, dan supaya mereka tidak menabrakmu.". Akhirnya si buta itu menerima tawaran temannya. Di perjalanan pulang, seorang pejalan kaki menabrak si buta itu. Dalam keadaan kaget, si buta menyalak, "Hei, kamu kan punya mata! beri jalan buat orang buta dong!", tanpa berkata-kata lagi, si penabarak itu berlalu begitu saja. Beberapa puluh meter setelah tabrakan itu, kali ini seorang pejalan kaki lainnya juga menabrak si buta. Ia menjadi
"Sumbangan kecil bagi perkembangan diri dalam menuju kebangkitan bangsa"