Langsung ke konten utama

Pantang Menyerah



“ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mmenempuh jalan Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan ke jalan Ku, dan sesungguhnya Allah beserta orang yang berbuat baik” ( QS.Al’Ankabut (29) :69 )

SOBAT sukses Indonesia Yang dimuliakan Allah SWT, betapa seringkali kita ingin berbuat kebaikan yang lebih besar untuk merubah pola hidup kita agar lebih berarti bagi banyak orang, namun sebelum berbuat kita keluh kesah dan berbagai alasan menghampiri kita agar kita tidak jadi atau minimal ragu atau lebih lambat dalam bertindak, ketahuilah itulah bisikan-bisikan Setan yang akan senantiasa menghalangi cita-cita kita.

Batapa santainya kita dalam proses belajar hingga tak terasa waktu belajar telah habis, betapa tidak sepenuh hati kita dalam bekerja tiba-tiba kerjaan menumpuk dan waktupun berlalu, betapa tidak seriusnya kita mendidik anak tiba-tiba anakpun telah dewasa dam belum menemukan jatidirinya, betapa kurang pedulinya kita dengan kedua orangtua kita tiba-tiba keduanya telah meninggalkan kita, betapa…. Betapa…..

Alkisah, disebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya karena kebanyakan anak-anak di desa itu membantu orang tuanya mencari nafkah.

Suatu hari,satu-satunya guru yang ada di sekolah itu sedang memberi pelajaran mengarang . setelah menjelaskan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan pekerjaan rumah. ” Anak-anak, pekerjaan rumah hari ini adalah mengarang dengan judul cita-citaku, besok, hasil karangan kalian dibaca di depan kelas satu per satu…” .

Keesokan harinya, murid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karanganya masing-masing. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi guru, petani,atau pegawai pemerintah,dll. sang guru selalu manggut-manggut tanda setuju.

Lalu tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. bajunya tambal sulam, tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya sangat lantang. ” kalau besar nanti, aku ingin punya rumah besar diatas bukit dengan pemandangan yang indah berdampingan dengan pondok-pondok kecil di sekelilingnya untuk tempat peristirahatan.

Berderet pohon cemara dan pohon pohon yang rindang, di antara rumah-rumah itu.ada taman bunga tertata apik dan beraneka bunga dan warna. ada kebun buah lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk di sekitarnya.

Saya ingin jadi orang sukses dan bahagia bersama keluarga besar dan para tamu yang datang di sana…”.

Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan.” Dasar pemimpi…!” ejek murid yang lain , mereka mencemooh si murid kecil.

Melihat ke gaduhan itu si guru itu marah-marah.ia mengangap,biang kerak kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si guru menegurnya, ” yang kamu tulis itu bukan cita-cita, tapi itu impian yang tidak mungkin terjadi, pokoknya mamu harus tulis ulang tentang cita-citamu yang sebenarnya,” perintah sang guru. “Guru, ini adalah cita-citaku yang sebenarnya.ini bukan hanya mimpi, ini bisa menjadi kenyataan,” murid kecil bersikeras.

”Heh… kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin.bagaimana kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu? Dasar pemimpi...! buat karangan yang masuk akal saja!” teriak si guru mulai tidak sabar.

” Aku tidak mau cita-cita yang lain. Ini cita-citaku tidak ada yang lain…,”si murid kecil ngotot. ” besok kamu harus bawa karangan yang baru jika kamu tidak perbaiki karanganmu itu, kamu akan mendapat nilai jelek,”si guru mulai mengancam. Namun keesokan harinya,si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru. Walau di ancam dan di pemalukan seperti itu,dia tetap pada cita-citanya semula.

Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah guru, akhirnya ia mendapat nilai paling jelek di kelas.

Tanpa terasa waktu terus berjalan. Tiga puluh tahun kemudian, si guru masih tetap mengajar di sekolah dasar itu. Suatu hari,ia mengajak murid-muridnya belajar sambil berwisata ke sebuah kebun buah dia atas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah itu berada di desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal.

Sesampai di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-muridnya berdecak kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah rumah besar bak istana.tinggi menjulang, megah, dan sangat indah arsitekturnya. “ Orang yang membangun istana ini pastilah orang yang sangat hebat…,” gumam si guru terkagum-kagum.

Tiba-tiba terdengar jawaban. “ Bukan orang hebat yang membangun rumah ini… hanya seorang murid bandel yang berani bermimpi punya cita-cita yang besar, pasti, yang lebih hebat adalah guru yang dulu mendidik bocah bandel itu… Mari masuk ke dalam rumah, pak , kita nikmati teh dan buah-buahan terbaik dari kebun ini…,” ujar si pemilik rumah itu dengan ramah.

Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan teringat siapa yang berdiri di depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapat nilai jelek waktu itu. Sekarang dia telah menjelma menjadi pengusaha yang sangat sukses. Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus menahan malu karena 30 tahun yang lalu dirinya melecehkan cita-cita anak itu.

Sahabat, perubahan besar terjadi karena ada orang-orang kecil yang tangguh dan pantang menyerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga